EXOtic’s Fiction “Infinity”

EXOtic’s FICTION

Exo1stwonderplanet.wordpress.com

Infinity

 

*Title : Infinity

*Author : Han Je Si

*Main Cast :

  • Kris Wu
  • Sandra Wu

 

*Length : Onshoot

*Genre : Romance, Fiction

*Rating : PG-16

*P.S : Imagine Kris as sweet-cold blood cassanova. In his 26 y.o.

*Disclaim : SEMUA FANFICTION YANGDIPOST exo1stwonderplanet.wordpress.com adalah milik author yang menulis. DO NOT POST ANYWHERE WITHOUT ANY PERMISSION. And after read, please give comment^^ Every words from EXOWPers is A GOLD! *bow*

**

Seorang gadis mengupas kulit jeruk itu dengan cepat dan dengan asal-asalan membuang kulit itu kearah tong sampah. Merupakan suatu keberuntungan bahwa ternyata kulit itu masuk dengan tepat kedalam tong sampah itu. Ia hanya tersenyum manis sambil menikmati jeruk kesukaannya dan menikmati udara taman yang terasa sangat menyegarkan.

Tanpa sadar kedua kakinya terayun-ayun seolah menggantikan wajahnya berekspresi. Senyum cantiknya membingkai dengan indah. Rambutnya yang lebih panjang dari bahu tergerai dengan indah. Setengah darinya terikat kebelakang seolah menampakkan dirinya yang elegan dan cukup feminim. Aneh. Karena ia seperti merasakan tidak pernah se-feminim ini. Ia sadar bahwa ia menggunakan dress santai berwarna biru lengkap dengan cardigan berwarna biru lebih muda lagi. Ketika sebuah daun jatuh kearahnya, ia ingin menangkapnya tapi tak bisa. Mungkin angin lebih cepat meniup daripada kecepatannya dalam menangkap. Ia sendiri tidak mengerti harus bagaimana karena daritadi ia bingung ingin berbuat apa-apa.

Begitu sadar, ia sudah duduk diatas tempat duduk ini. Berkhayal apa yang akan terjadi sebenarnya. Otaknya kosong dalam pikiran dan ia tidak mampu berkata apa-apa. Namun tiba-tiba saja ia melihat sosok yang sangat rupawan didepan gerbang taman itu. Tiba-tiba saja pria itu membuatnya lupa untuk tidak menatapnya, membuatnya lupa untuk bernapas, dan lagi-lagi ia merasakan dirinya menjadi bodoh. Tapi ia tidak keberatan karena ia senang ketika mengetahui bahwa sekujur tubuhnya memberikan reaksi yang sama, tanpa malu gadis itu sudah mengetahui bahwa ia jatuh cinta pada pria itu dalam pandangan pertamanya.

Ia sama sekali tidak bereaksi, hanya memaksa jantungnya agar berdetak lebih pelan dari sebelumnya. Ia tetap memaksakan senyumnya agar tetap terukir ditempatnya sementara matanya masih mengawasi pria itu dengan sudut matanya. Apakah pria itu sedang mencari seseorang? Dan siapakah dia? Tiba-tiba saja bahu gadis itu lunglai, ia berpikir bahwa betapa beruntungnya gadis yang sedang ditunggu oleh pria itu.         Namun tak lama gadis itu kembali terkesiap dan memilih bungkam ketika pria itu tersenyum kearahnya dan perlahan melangkahkan kakinya kearah tempat gadis itu duduk.

Tak lama setelah pria itu berhenti, ia berjongkok didepan gadis itu sementara gadis itu masih tidak tau apa yang harus diperbuatnya. Dalam satu gerakan, Gadis itu mengangkat tangannya berusaha untuk menggapai wajah pria itu. Wajah yang begitu menarik dan membuatnya lupa akan segalanya. Tapi tiba-tiba saja pria itu sudah menarik tangan itu seolah memaksa gadis itu untuk masuk kedalam pelukannya.

Gadis itu yakin sekali kalau ini adalah pertemuan pertama mereka, tapi entah kenapa perasaan membuncak didalam dadanya. Ia seperti merasakan hangat yang dulu pernah ia rasakan, merasakan bahwa ia pernah mencintai pria ini sebaik ia mencintai pria ini sekarang. Ia seperti berperang dalam hatinya, tapi satu hal yang ia yakini. Ia pasti jatuh cinta pada pria itu. Ia ingin sekali menangis karena perasaan sesak dan aneh dalam tubuhnya, tapi ia tidak mengeluarkan setetes pun dan lebih memilih untuk tersenyum dan menenangkan dirinya.

“Hey.. Akhirnya aku menemukanmu..”

Itukah suara pria itu? Kenapa walaupun berat selalu saja terdengar begitu merdu baginya? Seolah tidak ada suara yang bisa menggantikan suara itu, dan seolah dengan yakin gadis itu memantapkan diri berkata bahwa inilah suara yang akan selalu ia rindukan.

Pertemuan pertama adalah pertemuan yang paling membekas, pertemuan seperti ini akan selalu membekas. Mungkin akan terasa aneh, hanya saja ia merasa lebih baik mengetahuinya dari awal daripada menyesalinya.

Dan ohya, pria itu berkata bahwa ia menemukan gadis itu? Gadis itu hanya mengucap syukur bahwa pria itu menemukannya. Walaupun ia tidak mengerti, ia lebih mensyukuri bahwa dengan kenyataan itu ia bisa merasakan bahwa ia telah memiliki pria itu tanpa harus bersusah payah meminta pria itu menjadi miliknya. Bukankah itu lebih baik?

**

Sesuatunya menjadi diluar dugaan. Sangat diluar dugaan. Bagaimana bisa sekarang gadis itu berada dipunggung pria itu?

“Hey.. Namamu siapa? Apakah aku mengenalmu?” ucap gadis itu dengan penuh tanya. Sang pria ternyata hanya tersenyum dalam diam sebelum ia menjawab. Ia masih melangkahkan kakinya sangat hati-hati diatas trotoar dan tidak ada satupun orang yang melihat mereka. Tak lama pria itu menganguk dan disaat yang bersamaan gadis itu juga terdiam, “Tentu saja aku mengenalmu. Bagaimana aku bisa melupakan kekasihku?”

“Kamu mencintaiku?” tanya gadis itu lagi dengan nada yang lebih pelan, takut kalau seandainya ia salah mendengar. Tapi nyatanya Tuhan sangat berbaik hati padanya, pria itu menganguk. Dan tak lama ia tersenyum pada gadis itu dan berbalik untuk konsentrasi dalam jalannya.

“Jadi siapa namamu? Bagaimana bisa aku melupakanmu?”

“Aku.. Wufan. Biasanya kamu memanggiku Kris. Dan kamu adalah Wu San Ra, Sandra Wu. Kamu tidak melupakan namamu sendiri, kan? Aku masih maklum kalau kamu tiba-tiba melupakanku ntah kenapa. Tapi aku malas menjelaskan siapa kamu dan asal usulmu lagi.” ucap Kris dengan nada agak kesal dan menarik tangan Sandra agar lebih kuat memeluk punggungnya dan melingkarkan kaki gadis itu diperutnya.

“Kamu tidak perlu seketus itu padaku. Mana aku tau kalau aku kekasihmu? Rasanya selama 20 tahun ini aku masih belum punya kekasih. Apa kamu membohongiku? Tapi sebenarnya sih aku tidak peduli, mau kamu menyukaiku atau tidak aku akan tetap membuatmu menjadi kekasihku.” Ujar gadis itu mantap membuat Kris tertawa keras diiringi gelembungan pipi Sandra. Kris menurunkan gadis itu perlahan keatas trotoar dan melihat tepat manik matanya, “Jadinya.. Aku tidak perlu bersusah payah untuk membuatmu terpesona padaku bukan? Toh nyatanya dari dulu kamu memang selalu terpesona padaku..” ucapnya percaya diri diiringi dengan seringai membanggakan dirinya.

“Siapa bilang aku terpesona padamu? Aku hanya bilang kalau aku pasti menjadikanmu kekasihku. Lagipula kamu duluan kan yang tadi memelukku, dan mengatakan aku kekasihmu? Seharusnya kamu bersyukur karena aku mau jadi kekasihmu, bodoh!”

“Baiklah.. Aku mengerti maksudmu.. Terima kasih..”

Tak lama tangan Kris terangkat untuk mengelus rambut gadis itu, ia tersenyum sesaat sebelum menarik gadis itu dalam pelukannya dan tak lama ia mengecup puncak kepala gadis itu dengan cepat sambil menikmati suasana yang ada.

“Aku merindukan hangat tubuhmu..” bisik Kris membuat Sandra geli ditempatnya, tapi gadis itu hanya tersenyum. Masih menikmati hangat tubuh Kris ditubuhnya, “Sudah kukatakan kalau kamu lah yang tergila-gila padaku..”

Kris segera saja terbelalak dan dengan kesal melihat gadis itu, mereka masih saling bertatapan dan tak mau melepaskan pelukan. Hanya saja mata mereka bertemu dan seolah berbicara satu sama lain, “Dan mulai sekarang hangat tubuhmu adalah menjadi bagian terfavoriteku..”

**

“Aku tidak bisa masak!”

Kris mendengus lalu dengan langkah malas memasuki dapur apartementnya, ia sedikit ngeri melihat Sandra dengan ganasnya mengangkat pisau dan melihatnya marah. Tangan Kris menggapai dua buah Apron (Celemek) yang tergantung disisi dapur dan menghampiri gadis itu. Saat mata mereka kembali teradu, Kris dengan tenangnya menarik pisau yang dipegang oleh Sandra dan meletakkannya ditempat semula. Lalu kenapa gadis itu bisa saja diam dan tak berbuat apa-apa? Tentu saja karena Kris tau dengan sangat kelemahan Sandra, yaitu gadis itu akan menjadi kaku hanya dengan melihat matanya. Kris senang ketika mengetahui gadis itu juga memiliki jantung yang sama dengannya, sama-sama berdetak untuk satu sama lain.

Dalam satu gerakkan, Kris sudah memasangkan apron itu pada Sandra dan membalik tubuh gadisnya itu. Ia mengikat sebentar apron itu dan akhirnya memutar balik tubuh Sandra. Ia tersenyum sesaat dan membuat Sandra lagi-lagi menganggumi senyumnya yang begitu menawan. Senyum yang sangat menarik dan menghangatkan disaat yang bersamaan.

Walaupun masih sangat berdebar-debar, Sandra masih ingat apa alasannya untuk marah. Ia kembali menggelembungkan kedua pipinya dan menatap Kris sebal, “Kenapa sih aku harus memasak untukmu? Kamu menyukaiku? Harusnya kamu tau kalau aku benci masak dan memasakkannya untukku!”

Ekor mata Sandra masih mengikuti Kris yang mengitari counter, ia berjalan kearah kulkas sambil mengikat sendiri apronnya. Tapi sepertinya tidak berhasil, sehingga dalam langkah malasnya Sandra menyusul Kris dan membantunya mengikat apron itu.

“Thanks dear..”

“Kamu tau dengan jelas aku benci kata-kata menjijikkan itu Kris!” ucap Sandra masih dengan nada yang sama kesalnya lalu kembali duduk diatas counter. Kris hanya tersenyum melihat tingkah gadis itu dan tak lama kemudian lebih memilih melihat isi kulkas dan mengeluarkan beberapa bahan. “Kamu tidak bisa masak, kan? Kalau begitu biarkan aku mengajarimu memasak, bagaimana?”

Sandra ditempatnya terbelalak dan akhirnya turun dari atas meja counter mengikuti Kris yang membawa sayur dan menyucinya dengan cepat, “Tapi berhubung lagi tidak ada bahan.. Bagaimana kalau kamu merebus mie instan dan aku akan menyuci serta memotong sayur untuk kita berdua?”

Tiba-tiba saja senyum sumringah Sandra terlihat, sepertinya Kris tau dengan jelas kalau gadis itu sangat menyukai mie instan. Apalagi kalau dengan sayur. Sebenarnya Kris tau dengan jelas apa yang diinginkan gadis itu. Ia sangat menyukai gadis itu tersenyum dan cemberut. Sangat menyukai gadis itu ketika ia memberikan banyak ekspresi yang berbeda-beda. Gadis itu terlihat menjadi lebih hidup daripada sebelumnya.

Mata Kris masih mengikuti gerak-gerik gadis itu. Kaki gadis yang sangat ringan dan berjinjit untuk menggapai beberapa bungkus mie instan, dan bahkan gadis itu tersenyum ketika menggunting bungkusnya. Tanpa sadar Kris tersenyum, lagi-lagi mensyukuri akan takdir Tuhan yang mempertemukan mereka. Ya Kris tidak pernah menyesalinya, bahkan sangat mensyukurinya. Ya dia sangat mensyukurinya..

**

“Kris! Itu milikku!” protes itu keluar dari mulut mungil Sandra, tapi Kris hanya mengabaikannya dan pada akhirnya jeruk terakhir yang dimiliki Sandra habis dalam mulutnya. Entah sudah berapa kali Sandra menggelembungkan pipinya kesal sambil menatap sebal Kris. Tapi pria itu sama sekali tidak terganggu dan justru terasa sangat menikmatinya.

“KRIS!! ITU KAN PUNYAKU!!!!!!!!!” teriak Sandra masih tidak terima. Kris melihatnya dan mendekatkan tubuhnya kearah Sandra. Gadis itu masih tidak sedikitpun bisa meredakan emosinya dan matanya masih terlihat tajam dan menusuk, “Kenapa? Toh aku yang membelinya” balas Kris. Kata-kata itu bukan meredakan amarah justru menaikkan amarah.

“Tapi kamu membelikannya untukku!” balas gadis itu lagi dengan suara yang tidak kalah dingin dari sebelumnya. Kris menarik napas sesaat sebelum membalas lagi, “Lagipula kamu sudah terlalu banyak makan jeruk!”

“Kamu sangat tau kalau aku menyukainya!” balas Sandra lagi dengan suara yang sama. Kris mendekatkan wajahnya dan membalas tatapan Sandra yang daritadi ia hindari. Berbeda dari sebelumnya, gadis itu terlihat lebih tangguh sehingga membuat Kris semakin ingin bermain dengannya.

“Kamu harus memanggilku dengan sebutan sayang! Atau apa saja yang mengekspresikan cintamu padaku! Kamu juga harusnya tau kalau aku bukan orang yang romantis, tapi aku mau kamu menunjukkannya! Aku tidak mau terlihat sebagai satu-satunya yang menyukaimu!”

Gadis itu membungkam mulutnya, dari pipi putihnya muncul semburat-semburat merah. Kris masih mati-matian menahan tawanya dan masih asyik memperhatikan perubahan ekspresi Sandra.

“Atau kamu ingin memanggil aku ‘Oppa’ seperti gadis-gadis korea itu memanggil cowok yang lebih tua dan mereka cintai, itu? Sepertinya cukup romantis..” lanjut Kris, tapi kali ini ia memalingkan wajahnya dan melihat langit-langit.

“Kamu mencintaiku bukan? Lagipula aku lebih tua 6 tahun darimu..”

Sandra mendelik melihat Kris yang terlihat santai-santai saja daritadi dan dengan sebal memukul dada pria itu dengan cukup keras. Tapi sepertinya itu sama sekali tidak berpengaruh, “Kamu mempermainkanku..”

“Tidak.. Yang tadi cuma pemanasan.. Yang ini iya…”

Mata Sandra membulat dengan sempurna ketika melihat tangan Kris terbuka dan memperlihatkan jeruk terakhir, “Kalau kamu mau mengambil jerukmu.. Ambilah.. Tapi..”

Seperti terhipnots, Sandra melihat tangan Kris yang terangkat dan seperti ingin menyuapi jeruk itu pada Sandra. Tapi ketika Sandra baru saja akan membuka mulutnya, Kris sudah menarik tangannya dan dalam satu gerakkan ia memasukkan setengah dari jeruk itu kedalam mulutnya..

Lagi-lagi mata Sandra kembali terbelalak dan detak jantungnya menjadi tidak beraturan. Ia melihat Kris memajukan wajahnya mendekat kearahnya. Matanya masih terhipnotis dengan jeruk itu dan menjadi lebih blank dari biasanya. Nafasnya menjadi lebih berat dan ia bingung harus berbuat apa, “Kamu memintaku untuk mengambilnya disana?”

Kris hanya menganguk dan menyunggingkan senyumnya dengan susah payah. Sandra menghela napas dan menautkan alisnya. Berusaha menjadi setenang mungkin, “Jadi maksudmu aku harus menciummu? Astaga! Kamu memang sama sekali tidak romantis! Dimana-mana pria yang harus berbuat begini! Bukan wanitanya!” ucap Sandra gusar, tapi tidak banyak perubahan ekspresi pada Kris. Justru ia semakin menatap Sandra seolah menantangnya.

Oh merupakan suatu kesalahan terbesar menantang Sandra. Menantang gadis itu sama saja menantang seorang singa yang sedang kelaparan. Sandra berdiam diri sebentar untuk menenangkan diri. Oke, dia tidak akan pingsan kan kalau mencium pria itu? Pesona Kris memang sulit untuk dijelaskan dan dikalahkan. Masalahnya Jeruk itu sangat menggoda di bibir pria itu. Lalu, gadis itu paling benci ditantang. Ia mungkin tidak akan peduli kalau dicibir atau dibully, tapi ia benci sekali kalau sudah ditantang apalagi harus kalah.

Perlahan Sandra mendekatkan wajahnya, membuat jarak diantara mereka semakin habis. Kris masih tidak bergeming ditempatnya. Masih merasakan bahwa mata mereka berdua seperti magnet yang sulit untuk dipisahkan. Dan tak lama hanya beberapa centimeter diantara mereka dan akhirnya gadis itu berhenti. Deru napas mereka berdua sama-sama tidak teratur dan mengenai wajah satu sama lain. Tak kuat, Sandra mulai memalingkan wajahnya. Namun ia terkesiap ketika merasakan dua tangan yang menahan wajahnya untuk tetap melihat Kris. Mata pria itu menatap Sandra lebih tajam seolah memerintahkan gadis itu untuk menutup matanya, hanya dalam hitungan detik mata Sandra terpejam dan disaat itu pula Kris memejamkan matanya dan menyentuhkan jeruk itu dibibir Sandra.

Dan ketika jeruk itu habis, bibir mereka saling bertemu satu sama lain. Tak lama ciuman itu menjadi lumatan-lumatan ringan di bibir gadis itu. Dan Sandra kembali bingung, kemana emosi itu menguap? Kenapa sekarang emosi yang ia rasakan menjadi sangat beda? Emosi senang bercampur dengan emosi lega? Mengetahui bibir mereka saling bertautan seolah merasakan bahwa mereka memang diciptakan satu sama lain. Dan seharusnya tidak ada yang memisahkan mereka. Karena cinta mereka tulus dan tak menuntut.

Beberapa detik kemudian, Kris seolah merasakan paru-parunya sendiri mendesak meminta udara yang baru sehingga ia terpaksa melepaskan tautan bibir mereka dan menarik napas sejenak. Begitupun yang dilakukan gadis itu. Mereka masih terengah-engah sebelum kembali bertukar pandangan. Sandra yang pertama kali memalingkan pandangannya lalu beranjak berdiri, tapi dengan cepat Kris memegang tangan gadis itu dan ikut berdiri dihadapannya. Membuat Sandra kembali merasakan detak jantung yang begitu cepat dan keras, seolah dengan siap ingin membuncahkan sesuatu.

“Thanks for your first kiss, btw.. And it taste like.. Orange.. Like your wish, right?”

Sandra mengangkat kepalanya dan melihat Kris tersenyum penuh arti, baru saja Sandra akan mengangkat tangannya untuk memukul Kris. Tapi ia kalah cepat karena Kris sudah terlebih dahulu menahannya dengan tangan kirinya. Tak lama Kris maju dan menghilangkan jarak diantara mereka, kembali suasana hening dan memperdengarkan detak jantung mereka berdua yang begitu keras. Kris kembali mengecup gadis itu, tapi bukan dibibirnya. Melainkan di keningnya, lama dan terasa begitu nyaman. Saking nyamannya sampai gadis itu menutup matanya dan menikmati suasana. Kris melepaskan kecupan itu dan mengacak-ngacak rambut gadis itu pelan dan tersenyum.

“Baiklah.. Sekarang saatnya tuan putri kembali keranjangnya dan tidur dengan nyenyak, bukan?” ucapnya sambil menarik gadis itu dan membukakan pintu kamarnya. Sandra melihatnya sebentar sebelum masuk, tapi tak lama ia keluar kamar dan berdiri dihadapan Kris lagi sehingga pria itu hanya mengerutkan keningnya.

“Ada apa denganmu?”

Dalam hitungan detik, Sandra berjinjit dan mengecup bibir Kris cepat sehingga Kris terpana dan sama sekali tidak merasa ini adalah kenyataan.

“Aku menang, kan? Kalau begitu, anggap saja itu adalah Good night kiss.. Malam..” ujar Sandra sambil masuk kedalam kamar dan menutupnya dengan cepat. Saking cepatnya, terdengar sangat keras sehingga bunyi itu menyadarkan Kris. Tanpa sadar Kris mengangkat tangannya dan membiarkan jemari lentiknya itu untuk menyentuh bibirnya, dan tak lama senyum kembali terukir menjadi lebih indah dari sebelumnya. Ia bahagia, bahkan sangat bahagia. Ia akan tidur dengan sangat nyenyak hari ini.

**

“Sebenarnya apa sih pekerjaanmu?” tanya Sandra ketika Kris menutup pintu Apartement mereka. Kris dengan hati-hati menggendong sebuah gitar dipunggungnya, sementara itu dilehernya terdapat sebuah kamera profesional. Kris mengacuhkan Sandra, sehingga akhirnya gadis itu lebih memilih mengikuti Kris sambil menggigit roti berisi selai kacang itu.

Setelah sampai di basement, Kris mengambil kunci dan membuka suatu locker. Sandra hanya menatapnya bingung. Bukankah Kris punya mobil seperti yang dibawanya hari lalu? Kenapa sekarang pria itu mengeluarkan helm dan memberikan salah satu dari helm yang ia pegang pada Sandra. Gadis itu dengan cepat memakaikannya diatas kepala tapi ia sedikit kesulitan sehingga dengan sigap Kris menundukkan kepalanya, berusaha menggantikan tangan gadis itu dengan tangannya agar helm itu terpasang dengan baik, “Bagaimana bisa kamu menggunakan helm saja tidak becus?”

Gerutuan panjang mengikuti Kris, tapi ia tidak menghiraukan dan lebih memilih untuk menggenggam tangan Sandra dan menautkannya satu sama lain. Sebenarnya Sandra terkejut, tapi ia sama sekali tidak ingin protes karena ia sebenarnya menyukai semua yang dilakukan pria itu.

Jujur sebenarnya ia tidak tau apa yang terjadi. Ia tidak tau sedang ada dimana bersama Kris, tapi ia lebih memilih untuk tidak bertanya. Sebenarnya ia sedikit khawatir dengan keluarganya, tapi mengingat Kris menjaganya dengan begitu baik. Ia merasa bahwa sepertinya Kris sudah meminta ijin.

Sandra juga sebenarnya tidak tau apakah Kris itu benar-benar kekasihnya atau bukan, hanya saja ia tidak mengingat Kris. Sama sekali tidak mengingatnya. Mungkin saja Kris melakukan sesuatu hal buruk padanya sehingga tiba-tiba saja tubuhnya memberi respon sesuai yang diminta. Tapi sampai sekarang Sandra sama sekali tidak menemukan alasan untuk membenci pria itu. Sama sekali tidak ada. Justru ia malah menemukan 1 juta alasan untuk mencintai pria itu.

Bagaimana tidak? Mereka hanya tinggal berdua diapartement itu dan lagipula mereka berdua sudah cukup umur. Tapi apa yang dilakukan pria itu? Tidak ada, justru ia menjaga Sandra dengan baik. Setiap hari ia membangunkan Sandra dengan lemah lembut dan memaksa gadis itu untuk mandi. Ketika Sandra sudah selesai mandi maka ketika ia keluar, pria itu sudah memasakkan makanan untuknya. Sebelum pergi kerja Kris memberikannya satu pelukan hangat. Tapi pria itu juga tidak pernah terlambat untuk menemani gadis itu makan siang. Disaat pulang, Kris akan langsung menyiapkan makanan atau membelikan makanan Sandra makan. Ia biasanya hanya diam dibeberapa menit awal saat memulai makan, karena baginya melihat gadis itu tersenyum untuk hal-hal kecil adalah sesuatu yang sangat disayangkan jika dilewatkan. Disaat Kris mandi dan bersiap, Sandra akan menunggunya diruang tamu bermain sendirian. Tapi ada saja yang membuat gadis itu terhibur. Kris selalu memberikannya senyum yang selalu ditunggu gadis itu. Kris memang tidak secara langsung mengatakan bahwa ia mencintai gadis itu, tapi melalui semua tindakkannya.. Semua orang akan mengatakan ia bukan hanya jatuh cinta, tapi tergila-gila pada Sandra.

“Kenapa kita ga pake mobil? Kan berat bawa barang gini pake motor?” rengut Sandra sambil menggantikan Kris membawa gitar itu dipunggungnya, Kris berbalik dan menyentil kepala gadis itu pelan sehingga ia meringis.

“Bukankah kamu yang memaksaku agar kamu bisa ikut? Jangan protes!” balas Kris ketus sambil naik keatas motor. Lagi-lagi Sandra kalah dengan Kris. Ia memang yang memaksa Kris agar boleh ikut ketempat kerjanya. Oke dia memang sangat bosan di apartement itu juga, merasa sendirian. Bayangkan saja seharian menonton TV atau drama yang diberikan Kris? Oh walaupun Sandra ingin sekali melanjutkan nonton pria tampan didalam sana, ada sesuatu yang sangat mengganggu hatinya. Apakah Kris selingkuh? Mungkin itu terdengar bodoh, tapi wanita mana yang ingin pria-nya dekat dengan wanita lain? Ia tau pasti kalau ia gila karena Kris! Ia pasti gila karena pria itu!

“Kamu sedang apa?”

Suara itu membuat Sandra tersentak dari lamunannya dan segera naik keatas motor, ia memegang bagian belakang motor itu dan melihat kedepan. “Sedang apa? Ayo berangkat!” balas Sandra sebal karena daritadi Kris sama sekali tidak memberi tanda-tanda akan berangkat. Setelah menoleh, Sandra merasakan detak jantungnya kembali tidak normal. Pria itu hanya sekilas menatap lalu kemudian menghembuskan napasnya kedepan. Sandra baru saja hendak bertanya, tapi tak lama tangan Kris terangkat kebelakang dan mencari tangannya. Kris melakukannya sangat baik walaupun ia tidak melihat kebelakang, dalam satu sentakkan Sandra tertarik kedepan sehingga tubuhnya menempel dengan baik dipunggung Kris. Siang yang panas itu semakin membuat sekujur tubuh mereka berdua menjadi panas. Tapi apakah mereka tidak menyukainya? Oh tentu jawabannya mereka menyukainya..

“Aku tau ini adalah pertama kalinya kamu naik diatas motor, karena itu aku akan mengajarinya. Tapi kamu tau aku bukan orang romantis yang akan mengajarkannya berkali-kali, kan? Aku lebih suka kamu langsung melakukannya. Aku ingin kamu lebih aman, mengerti?”

Ada sesuatu yang membuat Sandra tertawa geli, nada gugup yang ditutupi Kris terdengar dengan jelas ditelinganya. Kris seolah tidak mempedulikan gadis itu tertawa, tapi ia hanya kembali tersenyum ketika Sandra menganguk didalam pelukannya.

**

Langit biru nan indah itu terbentang luas, membuat Sandra tertarik untuk mengagumi mereka beberapa saat. Tapi tak lama kakinya gatal untuk berlari diatas padang rumput yang luas itu. Sandra sebenarnya tidak peduli akan beberapa pasang mata yang melihatnya bingung dibeberapa sudut. Kebanyakan dari mereka seperti sedang berpiknik bersama keluarga atau semacamnya. Beberapa kursi dan ayunan juga disediakan. Sandra berhenti sejenak dan lalu tersenyum ketika melihat sepasang kekasih bermain bersama di salah satu ayunan itu. Tak lama ketika ia berbalik, ia melihat Kris sedang membidiknya. Tiba-tiba saja gadis itu berpikir, apakah ia adalah objek yang menarik? Bagaimana kalau nanti hasilnya jelek? Jadi ini pekerjaan Kris? Seorang photografer?

Kris menatap lekat-lekat gadis itu melalui lensa kameranya, tapi kakinya masih terus berjalan kearah gadis itu. Kamera itu menangkap segala ekspresi yang dikeluarkan gadis itu. Sebuah perasaan membuncah didalam hatinya. Untung gadis itu tidak keberatan untuk difoto. Karena mau seberapa keras Kris menyembunyikannya, rasa terkagumannya itu tetap ada.

Gadis itu mungkin hanya menggunakan celana putih dan sebuah sweeter berwarna hijau dengan cardigan putih menghiasi. Matanya sangat cantik berbinar-binar begitu semangat. Kacamata berwarna putih itu membingkai indah dan bertengger dengan baik ditelinga gadis itu. Rambutnya yang cukup panjang itu dari awal selalu digerai sehingga berkibar dengan bebasnya karena angin menerbangkannya seolah sengaja. Mereka seolah sengaja ingin menggoda Kris akan kecantikkan gadis itu.

Tanpa sadar tangan Kris terangkat untuk merapikan rambut Sandra yang menutupi mata gadis itu dan mereka saling bertukar panjang cukup lama sampai gadis itu kembali memalingkan wajahnya, “Jadi untuk apa kita disini?”

“Refreshing..” ujar Kris ringan sambil berbalik dan merentangkan tangannya lebar-lebar. Sandra berlari kecil untuk mengejar pria itu dengan langkah cepatnya, wajah bingung masih dengan jelas terpampang diwajahnya. “Kamu bercanda, kan? Kamu harusnya kerja!” bentak Sandra pada akhirnya karena pria itu terus mengabaikannya.

“Apa sulitnya sih diam disisiku sebentar saja? Lagipula kerjaku hari ini shift malam. Aku hanya ingin menikmati waktu bersamamu.”

Angin menggantikan mereka berbicara. Mereka larut dalam diam dan hanya berpandangan satu sama lain, hanya saja beberapa detik kemudian Kris menautkan jari-jarinya diantara jari-jari Sandra dan menarik tangan itu seolah mengajak Sandra untuk berjalan bersama disisinya. Suasana nyaman itu membuat Sandra semakin mendekat dan melepaskan tangan mereka berdua, dan menggantinya dengan merangkul lengan pria itu dengan cepat. Tidak satupun kata-kata keluar dari mulut mereka. Memang terlihat seperti membuang-buang waktu. Tapi apakah kalian tau bahwa cinta itu tetap bertumbuh walaupun halangan terus menerpa? Cinta itu buta. Cinta itu bisu. Tapi cinta itu tidak mati. Ia tetap hidup walaupun dunia memisahkan mereka.

**

“Wah lihat anak muda itu, pa.. Mereka seperti kita saat muda..”

Disaat yang bersamaan, Kris dan Sandra menoleh. Kemudian mereka mendapati sepasang kakek nenek yang tersenyum melihat mereka. Sang kakek melihat sang nenek dengan penuh cinta, “Aigoo.. Lihat itu, mereka bergandengan tangan begitu erat” ucap sang nenek lagi membuat Sandra menatap Kris malu.

“Ma, ayo kita juga bergandengan tangan seperti mereka..”

Sang nenek menatap sang kakek tidak percaya. Ia kira diulangtahun pernikahan mereka yang ke-50 ini hati sang kakek sudah membeku untuknya. Sang kakek masih selalu saja sibuk dengan bisnisnya selama ini, dan bahkan lebih memilih untuk mengurus anak-cucunya dibanding istrinya sendiri.

Sang nenek sendiri berharap bahwa sang kakek ingat hari ini, tapi sepertinya kakek itu sudah terlalu pikun untuk mengingatnya. Tapi nenek tidak pernah patah semangat, ia terus mencintai pria itu sekalipun ia terus disakiti. Melihat sepasang anak muda yang begitu mesra mengingatkannya akan masa lalu, dimana sang kakek masih begitu mencintainya. Ia hampir saja menangis tapi dengan kuat ia menahan air matanya dan menyambut uluran tangan sang kakek, “Hey anak muda. Bisakah kalian memfoto kami berdua? Hari ini ulangtahun pernikahan kami yang ke-50..”

Tak kuasa nenek itu mengeluarkan air matanya ketika mendengar suara kakek itu. Jadi.. Selama ini kakek ingat? Jadi selama ini bukan hanya sang nenek yang mencintainya begitu dalam? Sang kakek seperti sangat kaget melihat istrinya itu menangis. Tapi ia tersenyum dan mengusap air mata itu, “Kamu kira aku lupa? Aku tidak akan lupa alasan kenapa aku mencintaimu. Bukankah sudah kukatakan kalau aku akan mencintaimu seumur hidupku?”

Nenek itu menghela napas dan menganguk senang, ia merapatkan tubuhnya kearah kakek ketika melihat Kris mulai membidik dengan kameranya. Sandra tersenyum melihat mereka berdua. Tiba-tiba saja ia kembali berandai-andai, akankah cinta mereka berdua bertahan seperti kakek dan nenek itu?

“Terima kasih.. Semoga kalian mencintai satu sama lain untuk selamanya..”

“Pasti.. Aku hanya akan mencintainya untuk selamanya..” balas Kris membuat Sandra beku disampingnya. Tapi beku itu kembali hangat ketika mengetahui ia mendengar kata-kata Kris. Beberapa potong kata yang terdengar hangat dan tegas. Sandra bahagia dengan kenyataan itu. Sangat bahagia bahkan, sampai ia ingin menukar apapun supaya kebahagiaan itu tidak direngut.

**

“Aku ingin main ayunan!!!!” rengut Sandra sambil menunjuk ayunan yang masih digunakan sepasang sejoli itu. Kris mendelik sebal karena tiba-tiba Sandra menjadi sangat manja.

“Turunkan aku!” katanya seperti memerintah, Kris masih tidak beraksi sehingga Sandra menggoyang-goyangkan tubuhnya agar bisa turun dari punggung Kris. “Aish! Bisa ga sih kamu memintanya lebih lembut? Tadi memaksaku untuk menggendong, sekarang turun? Maumu apa sih?”

“Aku mau turun..” rengek Sandra sambil mencuil-cuil kemeja Kris yang menjadi kusut karenanya. Dalam hitungan detik, Kris menyerah dan menurunkan gadis itu. “Terima kasih, Kris.. Pria yang pasti mencintaiku untuk selamanya!”

Dengan langkah besar, Sandra berlari menjauhi Kris yang segera saja memelototinya dengan tajam. Sandra ditempatnya hanya menyeringai dan terus berlari, tidak peduli bahwa Kris dibelakang mengejarnya. Nafasnya yang terengah-engah itu mulai reda ketika ia berjalan pelan kearah ayunan itu, menghampiri pasangan yang sepertinya masih tidak menyadari kehadirannya.

“Maaf.. Bolehkah aku memakai ayunan ini?” ucap Sandra dengan nada yang masih sangat sopan tapi nyaris tak terdengar. Namun ketika ia mengulangnya, pasangan itu masih bergeming. Seperti tidak menyadari keberadaannya atau mungkin berpura-pura tak sadar?

Kris menghampiri Sandra dan berdiri dibelakang gadis itu. Seketika itu pasangan itu menoleh kearah Kris dan tersenyum kearahnya. Sandra mengikuti arah pandang pasangan itu, tapi dengan tatapan lain. Tatapan yang bingung.

“Maaf, apakah kalian masih menggunakan ayunan ini?”

“Ah tidak.. Tidak silahkan digunakan..” ucap wanita itu sambil berdiri dari dudukan ayunan dan menghampiri pria yang datang bersamanya dan bergelayut manja. “Aigoo.. Gadis yang menjadi pacarnya pasti bahagia karena memiliki pacar setampan dirinya..”

“Kamu juga bahagia, kan? Karena memilikiku?” balas pria itu dengan nada sebal. Kris hanya terkikik ketika mendengar nada sinis itu ditelinganya sementara Sandra dengan segera duduk diatas ayunan. Menatap kosong Kris. Nampaknya pria itu khawatir dan akhirnya berlutut didepan gadis itu, seolah mensejajarkan tingginya.

“Ada apa denganmu?”

“Tidak apa-apa.. Aku hanya merasa aneh.. Sekarang cepat dorong ayunan ini! Aku ingin merasa terbang!”

“Aku mengerti nona muda banyak maunya!” timpal Kris sebal lalu berdiri dan memutari ayunan itu. Sebelum ia mendorong ayunan itu, tiba-tiba saja bibirnya sudah dibelakang telinga Sandra membuat gadis itu bergerdik geli akibat sapuan nafas Kris. “Tapi nona muda egois itu menjadi alasan aku semangat tiap hari.. Jadi sepertinya aku tidak punya pilihan..”

Kalian bertanya apakah Sandra sudah terbiasa akan kata-kata yang keluar dari mulut Kris? Oh tentu saja belum. Mungkin pria itu mengatakan bahwa ia tidak romantis, tapi setidak romantisnya dia tetap akan membuat wanita manapun meleleh untuknya. Tidak terkecuali nona egois yang sedang ia dorong ayunannya. Membantu gadis itu mengukir senyum lainnya..

**

“Kamu musisi?” tanya Sandra sambil memasuki sebuah kafe yang terlihat sangat romantis dengan lampu-lampu yang menyala. Konsep batu-bata membuat kafe itu terlihat menjadi lebih nyaman dan juga hangat. Kris menyapa sebentar beberapa orang yang melambai kearahnya sehingga gadis itu hanya menelan mentah-mentah kenyataan pria itu tidak mendengar kata-katanya.

“Ya aku musisi disini..”

Suara itu mengembalikan nyawa Sandra dari keterkagumannya akan kafenya sehingga ia melihat kearah Kris yang sudah berdiri disampingnya. Pria itu tidak menampilkan emosi apapun sehingga membuat Sandra kesal ditempatnya. Tapi hatinya senang ketika mendapati pria itu mendengar setiap katanya. Membuat Sandra merasa bahwa ia berarti disini dan tak terlihat seperti pajangan atau lebih buruknya menjadi pengganggu pria itu.

“Kamu capekkan?” ucap Kris sambil berdiri dihadapan Sandra dan mengusap peluh yang menetes dikening gadis itu. Mungkin suhu semakin naik diruangan ini atau memang gadis ini yang sedang sangat lelah? Tanyanya dalam hati. Dengan hati-hati ia menautkan kembali jemari mereka dan menuntun gadis itu untuk duduk disalah satu kursi kafe itu. Sandra memaksakan senyumnya agar Kris tidak khawatir. Tapi sebenarnya ia merasa bahwa tubuhnya semakin lemah dari tadi siang. Tapi ia berusaha agar ia terlihat tetap ceria, semoga pria itu tidak menyadarinya sampai akhir.

“Tunggu disini sebentar.. Aku tidak akan lama..”

Sandra menganguk dan tak lama bayangan pria itu tidak terlihat lagi. Dengan tangan yang lemas Sandra meraih kepalanya yang baru saja akan terkulai jatuh. Ia tau kalau dirinya terlalu bersemangat, tapi biasanya tidak akan terjadi apa-apa. Kenapa hari ini terasa begitu melelahkan? Bisakah sakit ini tertunda sampai malam ini berakhir dengan sukses? Ia hanya ingin melihat pria itu, ia sama sekali tidak ingin menyusahkan. Tidak ingin menyusahkan.

**

Dengan susah payah Sandra menegakkan duduknya ketika mendengar tepuk tangan riuh. Ia tau pria itu pasti sudah berdiri diatas panggung, dan Kris tidak boleh tau kalau seandainya ia lemah. Tidak! Sama sekali tidak boleh.

“Hari ini mungkin saya tidak akan menyanyikan lagu sesuai request. Saya akan menyanyikannya khusus untuk gadis yang membuatku lupa untuk berhenti mengawasi gerak-geriknya, membuatku lupa akan dunia ini, membuatku tidak bisa mencintai yang lain sebaik aku mencintainya. Aku ingin gadis itu tau seberapa berharga dirinya bagiku..”

Jemari lentik itu mulai memainkan senar yang bertengger dengan nyamannya diatas gitar accoustic itu, Kris menutup matanya sejenak seperti sedang mencari sesuatu dalam petikannya itu. Mencari feel. Tapi sebenarnya ia sudah merasakannya, hanya saja ia ingin menyalurkan feel itu kedalam permainannya sehingga gadis itu bisa merasakan apa yang ia rasakan.

Dalam petikan awal Kris, Sandra sebenarnya sudah tau lagu apa itu. Lagu Breathless. Lagu kesukaan gadis itu, ia tersenyum sesaat sebelum kembali serius memperhatikan ekspresi pria itu. Tapi tiba-tiba telinganya menangkap nada yang salah, oh bukan tidak sengaja. Tapi sengaja. Pria itu sengaja memulai lagu itu dari bridge, dan sesaat sebelum ia mengucapkan lirik lagu itu.. Ia menatap Sandra ditempat duduknya dan tersenyum manis..

You must have been sent from heaven to earth

To change me.. You’re like an angel..

The thing that i feel is stronger that love, believe me

You’re something special..

I only hope that i’ll one day deserve what you’ve given me

But all i can do is try everyday of my life…

 

Sandra masih terperangah dengan nada tinggi yang dengan sempurna dibawakan pria itu untuknya. Diatas panggung, jemari pria itu masih atas memetik dan nada-nda lain mulai terdengar. Seulas senyum terukir ketika ia mengetahui apa yang sedang dilakukan Kris. Pria itu melakukan medley, pencampuran beberapa lagu dalam satu performance. Kris memang menganggumkan, tidak ada satupun cela yang membuat gadis itu membencinya. Ia mengakui kekalahannya dan menyadari seberapa dirinya terpesona akan petikan gitar dan suara yang cukup tinggi itu.

Today.. Today i bet my life..

You have no idea

What i feel inside..

Dont, be afraid to let it show..

For you never know..

If you let it hide..

I love you, you love me..

Take this gift and dont ask why

Cause if you, will let me..

I’ll take what scares you and hold i deep inside

And if you ask me why

Im with you and why i’ll never leave..

Love will show you everything.

Cinta akan menunjukkan segalanya? Benarkan hal itu terjadi? Sandra masih tidak ingin bersusah payah untuk berpikir kearah sana dan lebih memilih untuk tetap mendengar lagu itu. Semakin lama, ia semakin mencintai suara pria itu.. Sangat mencintainya..

Nada kembali berganti, dan dengan yakin Kris meletakkan gitar accousticnya dan berdiri dari tempat duduknya, Menangkupkan kedua tangannya untuk menggenggam mic itu. Ia menatap lurus dan tidak sedikitpun mengedipkan matanya, ia benar-benar ingin tau gadis itu sangat berharga baginya.. Lalu apakah gadis itu akan tersentuh?

You even dont know

how very special you are..

You make me breathless

You’re everything good in my life

You leave me breathless

I still cant believe that you’re mine

You just walked out of one of my dreams

So beautiful you’re leaving me

Breathless

Awalnya seluruh sudut kafe terdiam, dan hanya terdengar bunyi angin. Kris menarik napas karena merasa oksigen menghilang entah kemana. Namun dalam selingan beberapa detik tepuk tangan meriah kembali terdengar. Kris bergeming, ia masih berusaha memperhatikan ekspresi gadisnya yang tidak berubah banyak. Apakah ia tidak berhasil?

“Aku mungkin belum pernah mengatakannya langsung padamu.. Jadi sekarang aku ingin kamu tau kalau cintaku padamu.. Cintaku yang selama ini cukup diragukan tidak sedangkal yang kamu kira. Aku ingin tau kalau kamu seperti menjadi alasanku hidup dan aku mampu menukar apapun agar bisa mendapat kembali dirimu. Sekalipun nyawa adalah taruhannya. Aku tidak akan pernah menyesal nantinya, karena aku tau cintaku padamu.. Tulus dan terbatas. Cintaku padaku.. Infinity. Percayakah kamu padaku?”

Kris berhenti sejenak untuk menarik napas dan kemudian melanjutkan kata-katanya, “Aku mencintaimu..”

Ketika mengusai kalimat itu, rasa lega menjalari tubuh pria itu. Kalimat yang sudah berapa ia tahan selama ini? Akhirnya ia bisa mengatakannya.. Sekalipun ia harus menukar dengan nyawa sekalipun. Ia tidak pernah menyesal, apalagi ketika mendapati gadis itu tersenyum dalam derai air matanya. Setidaknya biar kan kali ini, Kris menjadi alasan Sandra menangis. Tapi bedanya gadis itu menangis bahagia karenanya, bukan sedih. Dan Kris bahagia. Bahagia yang mampu ia tukarkan apapun didunia ini, asalkan bukan gadisnya.

**

Dengan senyum yang masih terukir, Kris meletakkan Sandra dengan hati-hati diatas kasur dan memakaikan selimut. Sebelum pergi, ia duduk dipinggir kasur dan menatap gadis itu lama. Sesaat sebelum ia pergi, Kris menyibakkan poni yang mengganggu Sandra dan mengambil kacamata putih serta meletakkannya diatas meja. Andaikan ia bisa melihat gadis itu seperti ini setiap hari.

“Kamu tidak melupakan perjanjianmu, kan?”

                Telinga pria itu menangkap suara lembut dan mematikan itu, ia ingin sekali bergerdik ngeri. Tapi ia tau siapa yang berbisik seperti itu. Maklhuk itu bukannya hanya khayalan. Ia nyata, sangat nyata bahkan dalam hidupnya. Kris menggeleng dengan cepat pada Cravia yang entah ada dimana sekarang. Maklhuk sialan itu kenapa harus transparan?

“Berani sekali kamu membawa gadis itu keluar? Bukankah kamu tau kalau itu hanya membuatnya semakin lemah?”

“Aku tidak pernah bermaksud untuk membuatnya lemah.. Aku hanya gadis itu tidak merasa terkurung. Toh aku akan melindunginya..” ucap Kris sambil mengecup kening Sandra cepat dan berjalan menuju pintu. Ia menghela napas sesaat sebelum menutup pintu dan berjalan kekamarnya.

“Kamu sudah mengatakannya.. Maka perjanjian kita yang sesungguhnya akan dimulai.. Kamu harus cepat memberitahukannya, Kris.. Sebelum semuanya terlambat…”

Dengan gusar, Kris melempar tubuhnya keatas kasur dan menutup matanya. Ia tau dengan persis apa yang akan terjadi jika ia terikat dengan maklhuk sialan itu. Ia tidak ingin memberitahukan gadis itu. Bukankah ia sudah mengatakan bahwa ia rela menukar apa saja demi gadis itu? Apalagi jika hanya dengan nyawanya bisa membuat gadis itu bahagia..

**

Disaat Kris membuka pintu apartementnya, ia agak bingung ketika mendapati Sandra ada dalam jarak padangnya. Gadis itu menggunakan Apron-nya lalu tersenyum manis. Gadis itu menghampirinya dan mengambil gitar yang ada dipunggung Kris tanpa suara dan meletakkannya disamping. Tak lama tangannya sudah menarik mantel yang digunakan Kris dan menggantungnya. Hari ini memang seharian hujan deras, entah apa yang membuat seisi dunia menangis sejak tadi malam. Tapi sepertinya gadis itu sama sekali tidak peduli dan lebih memilih melakukan hal-hal yang tidak bisa ia lakukan.

“Ehm.. Kamu mau makan dulu atau mandi, ehm? Aku sudah menyiapkan air hangat untukmu..”

Bisa diduga kalau Kris membuka mulutnya terkejut dan dalam satu gerakkan tangan kanannya sudah berada dikening gadis itu. Ia menatap datar kemata gadis yang sedang menggelembungkan pipinya lagi, “Aku masih normal. Kenapa sih kamu tidak bisa menghargai sedikitpun yang kulakukan!”

Gadis itu berbalik dan memunggungi Kris, “Aku hanya ingin melakukan sesuatu untukmu. Karena aku sebal, setiap saat kamu lah yang melakukan sesuatu untukku..”

Jantung Sandra berdebar sangat kencang, apalagi ketika ia merasakan tangan yang besar itu menyisip diantara pinggangnya, sesuatu yang cukup tumpul mendarat diatas bahunya. Deru nafas hangat dan teratur terdengar jelas di telinga gadis itu, “Baiklah.. Aku akan menemanimu bermain istri dan suami yang baik hari ini..” ucap Kris jahil sebelum melepas pelukannya. Ia berlari menjauh dari Sandra yang sudah siap melemparnya dengan vas bunga.

“Aku mandi dulu.. Kamu.. Tunggu di ruang makan dan jangan selingkuh dengan idola koreamu ini. Bagaimana bisa kamu selingkuh kalau sudah memiliki suami yang tampan sepertiku?”

Sandra mencibir ditempatnya sambil berjalan kearah ruang makan dengan langkah malas. Ingin berbuat baik malah dikira bermain-main oleh pria itu. Dan sejak kapan ia ingin bermain suami-istri? Sandra kan hanya menyiapkan makan dan air mandi? Memangnya itu terlihat seperti yang dilakukan para istri?

Gadis itu menggumam ditempatnya, sepetrinya Kris benar.. Ia berakting seperti istri yang sedang sangat jatuh cinta pada suaminya! Mengetahui kenyataan itu, Sandra hanya bisa mengumpat dalam hati sambil mengeluarkan masakannya dari dalam penghangat.

**

“Tadi kamu menyanyi lagu apa? Apakah ada pasangan yang jadian?” tanya Sandra penasaran sambil terus memasukkan makanan yang ia buat kedalam mulutnya yang hampir penuh. Kris menggeleng tidak percaya melihat kelakuan gadis itu tapi ia hanya diam dan menikmati makanan itu. Makanan ini adalah masakkan pertama gadis itu secara murni tanpa bantuannya. Dan apakah makanan itu enak? Tentu saja! Lalu kenapa Sandra terus menyembunyikan bakatnya itu dan terus mengatakan bahwa ia tidak bisa?

Sandra mengambil mangkuk nasi dan mengambil beberapa sendok besar untuk Kris, sekilas pria itu hanya membelalakkan matanya. Tapi ia kembali tidak protes. Apalagi ia memang sedang sangat lapar! Dan rasanya ia tidak ingin menyia-nyiakan sedikitpun masakkan gadis ini. Tangan Sandra masih sibuk juga mengisi mangkuk sup Kris yang sudah akan habis dan dengan cepat mengambilnya beberapa potong ayam dan meletakkannya dipiring Kris. Mengetahui pria itu tidak protes membuat gadis itu merasakan kebanggaan tersendiri. Artinya pria itu menyukai makanannya, kan?

Sesaat sebelum sendok Sandra masuk kedalam mulutnya, Kris sudah menyodorkan sendoknya sendiri pada gadis itu. Ia tidak tau harus bagaimana bereaksi, sehingga ia hanya diam dan membuka mulutnya sementara pria itu menyuapinya perlahan, “Terima kasih karena kamu sudah memasakkan makanan ini untukku.. Aku sangat suka.. Tapi jangan lakukan hal ini..”

Kepala gadis itu mendongak melihat Kris tak percaya. Apakah pria itu tidak menyukai masakkan sehingga ia tidak ingin gadis itu memasak untuknya lagi? Pasti begitu! Pria itu memuji agar tidak menyakiti perasaannya, kan? Rasanya tiba-tiba mood Sandra jatuh dan menghilang kemana.

“Aku bukanya tidak suka.. Aku sangat suka.. Tapi aku benci kenyataan harus melihat jari-jarimu terluka. Apalagi tubuhmu melemah sejak kemarin, kan? Aku sudah bilang kamu harus istirahat, kan? Kenapa sih kamu ga pernah mau dengerin aku?”

“Aku hanya..”

Sandra mendengar helaan napas pria itu sehingga ia memotong ucapannya, pria itu meletakkan sendok dan garpunya. Mata gadis itu mengikuti langkah pria itu yang tiba-tiba saja sudah berhenti didepannya. Sandra memutar badannya dan melihat Kris berlutut didepanya. Pria itu meraih tangan Sandra, menyentuh hati-hati setiap inchi jemarinya. “Aku khawatir.. Apakah kamu sebegitunya ingin membuatku mati karena khawatir akanmu?”

**

Selesai makan, mereka berdua masih terdiam tapi daritadi Sandra sama sekali tidak bisa menghilangkan senyum dari bibirnya. Lagi-lagi ketika baru saja ia beranjak untuk mengangkat piring kotor, tangan pria itu menyentuh tangannya dan menuntun tangan Sandra agar meletakkan kembali piring itu. “Biarkan aku yang mengangkat.. Bukankah sudah kukatakan kamu seharusnya diam ditempat dudukmu?”

Senyum lagi terukir dibibir pria itu, ia hanya diam mengangkat piring-piring itu dan membawanya kearah dapur. Dengan hati-hati, ia membuang sisa-sisa makanan dan menyimpan beberapa yang masih bisa dimakan kedalam kulkas. Tak lama tangannya membuka sesuatu dan meletakkan piring kotor itu kedalamnya. Benda apa itu? Tentu saja dishwasher. Kris adalah tipe pria praktis dan mencintai teknologi, sudah pasti pria itu memiliki satu peralatan kebersihan seperti itu.

Sandra masih tersenyum ditempatnya ketika ia melihat Kris berbalik dan melihat gadis itu kesal. Seolah baru menyadari kebodohannya yang daritadi tidak disadari, Sandra baru mulai melangkahkan kakinya kearah ruang tamu. Tapi langkah Kris lebih cepat dan menarik gadis itu dalam pelukannya. Lagi-lagi membuat suasana canggung diantara mereka, “Kamu menungguku? Sepertinya kamu benar-benar ingin menjadi istri yang baik, ya? Lalu apa yang harus sekarang kita lakukan? Kegiatan yang biasanya dilakukan suami istri?”

Sandra berbalik dan dengan kesal mendorong Kris, “YAK MESUM!!!!!!!!!!”

Pria itu tertawa senang melihat marah gadis itu, langkahnya menjadi lebih ringan kearah ruang tamu. Sandra masih mengejarnya dari belakang, “Maksudku kegiatan minum teh dan sharing kok.. Kamu saja yang berpikiran mesum, ta..”

Mendengar perkataan Kris membuat semburat merah muncul dipipi Sandra, walaupun tanpa sadar Sandra sudah berdiri disebelah Kris mengikuti langkah pria itu. Dan ketika sampai, Kris segera saja melempar dirinya keatas sofa empuk diikuti Sandra yang melempar dirinya keatas Kris.

“YAK!! KAMU MAU MEMBUNUHKU? KAMU BERAT!” protes yang sama sekali tidak didengar oleh Sandra. Malah gadis itu masih asyik menyiksanya. Namun Kris lebih pintar, pria itu menyisipkan tangannya kepinggang Sandra lagi dan menahannya agar tetap diposisinya. “Baiklah.. Kamu yang mencari perkara hari ini, nona…”

“LEPASKAANNN!!!!”

“TIDAK MAU!!!”

“TUKANG CARI KESEMPATAN!”

“KAMU YANG MEMBERI KESEMPATAN!”

Rongga dada mereka sama-sama terasa sesak akibat berteriak satu sama lain daritadi. Tapi sela beberapa menit mereka sudah tertawa satu sama lain. Kris membalikkan tubuh gadis itu hati-hati, sehingga mereka bisa melihat satu sama lain. “Terima kasih menjadi istri satu hariku, nona..”

**

Berkas-berkas putih masuk diantara cela-cela jendela yang tidak tertutup tirai itu. Beberapa dari berkas cahaya itu menyinari mata Sandra, sehingga gadis itu terbangun. Awalnya ia tidak sadar, tapi setelah beberapa kali mengacak-acak rambutnya yang terasa kaku dan mengerjap-ngerjap matanya beberapa kali. Semuanya terasa terkendali. Pada awalnya ia merasakan sesuatu yang aneh, tapi ia tidak ambil pusing dan lebih memilih duduk dipinggir kasur sambil merentangkan kedua tangannya.

Setelah mendapat kesadaran penuh, kaki gadis itu meraba-raba lantai seolah mencari sesuatu. Tak lama sepasang sandal rumah sudah bertengger dikedua telapak kakinya. Dengan langkah malas, gadis itu beranjak kedalam kamar mandi dalam ruangan dan menggosok giginya. Ketika ia mematut dirinya dikaca, ia bergerdik ngeri melihat bayangannya sendiri. Hey, bagaimana bisa Kris mengatakan bahwa gadis itu sangat cantik ketika bangun tidur? Sisi mana yang terlihat cantik? Sisi menjijikan, aneh dan buruk rupa justru terlihat dengan sangat jelas di raut wajahnya.

Eh.. Kris? Ketika selesai membasuh wajahnya dengan air bersih dan mengusapnya lembut ke handuk wajah, gadis itu baru sadar bahwa tidak ada suara lembut yang membangunkannya tiap pagi. Apakah pria itu sedang tidur? Apakah hari ini sedang weekend? Dan tumben-tumbennya gadis itu sudah terbangun dari tidurnya pagi ini. Ia tersenyum beberapa saat lalu kemudian beranjak keluar kamar. Semua lampu masih terang benderang, sehingga ia mematikan lampu dan membuka tirai apartement sebelum masuk kedalam kamar Kris.

Ini memang bukan pertama kalinya Sandra masuk kedalam Kris. Kamar itu tidak kalah besar dari kamarnya kalau dihitung. Tapi biasanya Sandra hanya masuk untuk memanggil Kris dari depan pintu dan tak pernah masuk secara langsung seperti ini. Kamar itu sangat gelap, sehingga terpaksa Sandra meraba-raba agar menemukan sebuah lampu. Untung lampu ini dilengkapi fasilitas mengatur intensitas cahaya. Sandra segera saja mengaturnya tidak terlalu terang dan menyusuri ruangan itu.

Ia terpana melihat rak buku yang berisi novel luar disana, ia baru tau kalau pria itu sangat suka dengan novel. Tak lama matanya menangkap sebuah meja yang terlihat seperti meja kerja. Meja itu sangat besar, sebuah laptop terbuka disana. Dan beberapa berkas dan foto tertumpuk tak rapi disana. Sandra tertawa kecil sambil membersihkan berkas-berkas itu. Tak sengaja sebuah foto jatuh, Sandra dengan cepat memungutnya kemudian hanya tersenyum. Kenapa pria itu suka sekali memotonya secara diam-diam?

Saat berdiri dan meletakkan foto itu kembali ketempatnya, ia tidak sengaja menggeser mouse dan layar itu berubah menjadi putih. Beberapa artikel dan foto yang sedikit tragis terlihat disana, tapi sepertinya Sandra tak memperhatikan dan lebih memilih melihat foto yang terpajang disebuah rak panjang di salah satu sudut kamar. Foto berbingkai itu seolah mengisahkan 2 insan. Yang pertama menujukkan pertumbuhan seorang anak kecil dan akhirnya ia berubah menjadi sangat tampan. Dan yang kedua, seorang anak kecil perempuan yang tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita. Diakhir foto itu ada foto mereka yang saling bergandengan tangan. Gadis itu memegang sebuah surat seperti ijazah. Gadis itu terlihat sangat senang sementara pria yang menggunakan jas berwarna hitam disampingnya hanya mengalihkan pemandangan seolah menunjukkan bahwa ia sama sekali tidak tertarik.

Apakah itu foto pertumbuhan Kris dan Sandra? Entah mengapa gadis itu sangat yakin akan penglihatan dan keyakinannya, hanya saja kenapa ekspresi Kris begitu berbeda? Kenapa pria itu terlihat sangat dingin? Disaat tangannya tergapai keatas, Sandra bisa melihat ukiran tulisan dibawah bingkai foto yang sangat unik itu.

Aku mencintaimu. Jadi apakah kamu mencintaiku sebaik aku mencintaimu? Cintaku tanpa batas tanpamu, jadi apakah cintamu juga infinity? Terima kasih karena kamu sudah menjagaku di 20 tahun terakhir ini. Aku.. Mencintaimu..

Sandra to Kris.

Jadi gadis itu yang memberikannya? Tapi kenapa ia sama sekali tidak mengingatnya? Kenapa tidak ada satupun memori didalam otak gadis itu? Kenapa semuanya terasa seperti terhapus begitu saja? Lalu kenapa kalimat-kalimat yang terukir itu terasa begitu pasrah? Kenapa rasanya membuat hati siapapun merasa sesak?

Dengan sekuat tenaga Sandra menahan air matanya ketika ia terus bertanya-tanya dalam hati, memaksa dirinya sendiri untuk mengingat semuanya. Tapi lagi-lagi ia tidak mampu. Kenapa hanya pria itu saja yang tidak diingatnya?

“ARGHH!!”

Suara Kris diatas tempat tidur menyadarkan Sandra kalau ia tidak sendirian diruangan itu, dengan cepat ia menenangkan dirinya dan berjalan kearah tempat tidur. Ia kaget ketika mengetahui pria itu terus tidak tenang dalam tidurnya, bergerak seperti mencegah sesuatu. Menahan sesuatu, melindungi sesuatu, ketakutan akan sesuatu. Tangan Sandra lembut membelai rambut Kris, ia panik sebenarnya ketika merasakan panas tubuh Kris yang begitu tinggi. Pria itu berkeringat disekujur tubuhnya, tapi ia seolah tidak bisa bangun dari mimpinya itu.

Sandra membungkuk dan memeluk pria itu agar tenang, “Tenanglah…”

“Sandra.. Jangan tinggalkan aku… Jangan… Aku.. Aku tau aku salah.. Jadi jangan tinggalkan aku.. Aku mohon..” rengeknya dengan napas terengah-engah. Sandra bingung, tapi ia masih tetap memeluk pria itu dan menjadi semakin kuat “Tenanglah.. Aku ada disini.. Aku ada disini..”

**

Dengan tergesa-gesa, Sandra menutup payung yang ia bawa dan masuk kedalam apotik itu. Ia terlihat bingung melihat obat yang terpajang dibeberapa etalase. Ketika melihat tidak ada yang antri, gadis itu memutuskan untuk pergi ke kasir. Tapi tidak ada satupun yang apoteker yang stand by disana, ketika ia melihat sesosok wanita didalam. Gadis itu mulai berteriak-teriak. Hanya saja masih tidak ada satupun yang menoleh untuk melihatnya. Bahkan ia sangsi, apakah suaranya itu kurang cukup keras?

Kris saja pasti akan langsung menutup telinganya atau bahkan membungkam mulut gadis itu. Ia sedikit pasrah sehingga ia berjalan ke etalase itu, berusaha mencari sendiri obat yang dibutuhkan. Ketika ia mendapatkan, ia dengan sebal meletakkan uang diatas kasir sana dan beranjak keluar dari apotik itu.

Gadis itu kembali membuka payung dan menyusuri trotoar. Jarak apartement itu sebenarnya tidak jauh dari apotik ini. Gadis itu berusaha sehati-hati mungkin dalam geraknya. Ia tidak mau bajunya ini kotor, apalagi sampai dipaksa untuk mandi dua kali. Pagi ini sangat dingin, membuat siapapun lebih memilih untuk tidur dikasurnya. Tapi tidak dengan gadis itu, setelah mengompres pria itu. Ia beranjak untuk mandi dan mencari obat di apotik.

Tapi masalahnya kenapa tidak ada siapapun yang menyadari keberadaannya? Mulai dari satpam yang tidak membukakan pintu untuknya. Tersenyum atau membalas sapaan Sandra pun tidak. Lalu banyak juga orang lalu lalang yang seenaknya menyelip diantaranya. Ditambah lagi apoteker menyebalkan itu. Apakah mereka sampai sebegitu sibuknya hingga tak memperhatikan gadis itu?

Beberapa pikiran buruk mulai muncul didalam otak gadis itu. Jadi apakah dia memiliki suara terlalu kecil? Atau apakah ia begitu cantik sehingga orang-orang lebih memilih mengabaikannya daripada iri? Sepertinya bukan dua pilihan itu bukan? Jadi.. Apakah dia invisble? Apakah tidak ada orang yang melihatnya? Pikiran ini membuat Sandra kalut. Tapi mengingat ada sepasang kakek nenek ditaman yang menyapa dirinya dan Kris, rasanya pikiran itu mustahil. Hanya saja pasangan muda di padang rumut itu tidak menyadarinya, semua pelayan kafe yang dimintai Sandra bantuan juga tidak ada yang membantunya. Jadi.. Sebenarnya apa yang terjadi? Tidak adakah yang bisa memberitahunya?

“Kamu sudah mati..”

                DEG! Bisikan lembut dan mematikan itu membuat Sandra menghentikan langkahnya. Ia seperti pernah mendengar bisikan itu sebelumnya.. Tapi dimana? Lalu apa yang bisikan itu bilang? Sandra sudah mati? Apakah suara itu gila?

“Aku tidak bercanda.. Kamu sudah mati.. Dan aku adalah Cravia.. Between the Evil and Goodness.. Kamu melupakanku? Oh tentu saja..”

                “Lalu kenapa aku ada disini?” tanya Sandra gusar dengan bibir yang semakin bergetar. Kalau ia sudah mati, lalu kenapa ia masih bisa makan? Lalu kenapa ia bisa merasakan lelah? Lalu kenapa ia bisa merasakan kediginan? Lalu kenapa ia bisa merasakan hangat tubuh Kris dan bahkan mencintai pria itu lagi untuk kesekian kalinya? Malaikat itu bilang apa? Dia sudah mati? Jadi dikehidupan selanjutnya pun Sandra tetap mencintai Kris? Apakah malaikat ini bercanda padanya?

“Aku mengabulkan sebuah permintaan.. Permintaan pria yang begitu mencintaimu setelah sadar akan kebodohannya..”

                Kebodohan? Siapa pria itu? Apakah pria itu Kris? Kris memohon pada seorang Cravia? Bukannya malaikat ini bilang kalau seandainya ia diantara buruk dan baik? Pasti ia mengabulkan permintaan dengan syarat, bukan?

“Kamu hebat sekali bisa berpikir seperti itu. Aku, seorang Cravia akan mengabulkan permintaan dengan syarat. Dan kamu tau apa syarat itu?”

                Sandra terdiam dan berusaha mempertajam pendengarannya, “Dia menukar nyawanya agar kamu kembali dalam kehidupannya”

Detik itu juga, Sandra merasa tubuhnya lemas luar biasa. Tanpa sadar ia menjatuhkan payung sehingga air hujan yang semakin deras langsung mengenai tubuhnya. Hujan itu menggantikan dirinya menangis. Gadis itu sangat ingin menangis. Tapi ia sama sekali tidak bisa menangis. Hatinya kosong dan hampa disaat yang bersamaan.

“Kamu mau tau siapa dirimu sebenarnya? Kamu adalah seorang gadis yang tumbuh dikeluarga yang kaya raya. Dari kecil kamu dimanjakan, dan sejak kamu lahir. Kris adalah pria yang ditakdirkan untuk bersamamu. Atau lebih tepatnya dipaksa untuk bersamamu. Kamu tumbuh menjadi gadis yang egois dan begitu mencintainya..”

                “Tau kah kamu? Dia muak padamu dan lebih memilih tinggal jauh darimu. Kamu tau kalau pria itu sama sekali tidak mencintaimu. Tapi tetap saja kamu ingin mempercayai kalau pria itu setidaknya mencintaimu sedikit saja..”

                Jadi.. Ekspresi Kris yang ada difoto itu benar? Pria itu tidak pernah menyukainya? Pria itu hanya menganggap gadis itu sebagai halangan? Apa kata malaikat itu? Pria itu muak padanya? Mengetahui kenyataan itu membuat hatinya semakin sakit. Sangat sakit sampai seperti tidak ada yang ingin ia lakukan didunia ini selain bunuh diri.

“Oh perasaanmu yang sekarang ini, sama seperti perasaan waktu itu. Disaat kamu meminta pria itu datang ketaman itu. Tapi ia tidak memperlihatkan bayangannya sedikitpun. Kamu terus menunggunya bukan? Kamu berusaha sekuat hati untuk tetap menunggunya. Tapi ia tidak datang.. Ia tidak datang..”

                “Lalu setelah itu?” tanya Sandra pada Cravia  yang menatapnya licik itu. Memang tidak ada yang bisa melihatnya, tapi Sandra bisa merasakannya. Ia sangat bisa merasakannya.

“Kamu mati.. Seperti permintaanmu hari ini. Tentu saja kamu tidak bunuh diri, tapi dalam perjalananmu ke Apartement Kris. Seseorang menabrakmu. Tepat didepan Kris. Tepat didepan matanya.. Tepat disaat ia baru saja menyadari perasaannya.. Sebenarnya, aku seorang Cravia ingin bertanya pada pria itu. Apakah dia benar mencintaimu atau hanya mengasihanimu? Apa yang bisa pria itu cintai dari seorang wanita egois sepertimu? Kenapa sampai pria sesempurnanya mau menukar nyawa denganmu?”

                Sekejap itu, Sandra dengan cepat menutup kupingnya sendiri. Ia takut akan perkataan yang selanjutnya dilontarkan malaikat itu. Jadi apakah benar selama ini ia hanya menyusahkan Kris? Pantas saja pria itu seperti sudah terbiasa melayani dan menemainya setiap saat. Jadi, apakah selama ini cuma Sandra yang menginginkan pria itu? Sementara pria itu terus menganggapnya parasit, dan pada akhirnya merasa bersalah karena kematian Sandra?

Sandra menatap nanar genangan air yang terus dipecah oleh percikan air yang terus turun dari langit. Air itu begitu tenang walaupun ia terus disakiti oleh air hujan yang turun keatasnya. Persis jelas seperti perasaan Sandra kali ini. Ia akhirnya sadar kalau seandainya Kris pasti menukar nyawanya karena merasa bersalah. Pria itu hanya ingin menghiburnya sementara, ia hanya ingin menebus kesalahannya. Membiarkan Sandra mencintainya sepihak. Pasti begitu. Pasti pria itu tidak pernah mencintainya. Mengetahui kenyataan itu, sama saja seperti mengetahui kenyataan yang ingin dikubur dalam-dalam.

“Jadi.. Apa perjanjianmu dengannya?” ujar Sandra dingin lalu berdiri dari jatuhnya. Bangkit diatas trotoar basah itu. Ia tersenyum pahit, seolah masih tidak mengakui kenyataan..

“Kamu dihidupkan kembali, dalam wujud apapun. Itu katanya. Semua orang tidak bisa melihatmu kecuali dirinya. Dan beberapa orang berhati tulus yang akan dijemput ajal mereka.”

                “Menghidupkanmu sebenarnya bukan masalah besar, hanya saja kamu tau aku bukan malaikat yang begitu baik, kan? Aku menghidupkanmu dalam bentuk roh, tapi ia meminta agar kamu tidak tau. Ia ingin kamu merasa bahwa kamu adalah manusia biasa. Kamu kembali hidup. Tapi dengan syarat, semua memori tentang Kris harus dihapus. Dan tepat setelah dia mengatakan bahwa ia mencintaimu, tubuhnya akan terkuras habis tenaganya menggantikan dirimu. Jika dibiarkan seperti itu..”

                “Ia akan mati.. Itu bukan sesuatu yang diragukan.. Kecuali kamu tau tentang kenyataan ini dan memilih untuk kembali kedunia kematian. Tidak ada obat yang bisa menyembuhkannya selain kematianmu..”

                “HAHAHAHA! Kalau begitu bawa saja aku kembali sekarang! Aku tidak mau melihat wajahnya lagi. Aku sama sekali tidak mau melihat wajah orang yang mempermainkanku. Aku tidak mau..” teriak Sandra frustasi, dan beberapa saat kemudian air mata akhirnya membanjiri air matanya. Ia sama sekali tidak bisa membendung perasaan kecewanya itu. Perasaan dikhianti dan dibohongi adalah perasaan yang paling ia benci didunia ini. Sangat dibencinya.

Suasana kembali henng, menyisahkan orang yang masih asyik berlalu lalang dihadapan Sandra. Beberapa dari mereka justru melewatinya, ia sadar ia hanya bayangan. Tidak akan ada yang memperhatikannya. Semua ingatannya akan masa lalu tiba-tiba saja kembali teringat. Perasaan sendirian mencekam jiwanya dalam-dalam. Tumbuh dalam keluarga kaya raya bukanlah sebuah pilihan yang menyenangkan. Sama sekali tidak enak. Dari kecil orang yang paling hangat padanya hanya satu orang, orang itu Kris. Ia selalu mencintai pria itu dengan tulus hati. Namun semenjak gadis itu lulus dari SMA-nya, Kris semakin menjauh darinya. Pria itu lebih memilih meninggalkan Sandra dan membuatnya merasakan kesepian. Hanya saja, Sandra ingin memberanikan dirinya untuk memberitahukan pria itu kenyataan yang dihadapinya selama ini. Tapi apakah pria itu membukakan pintu hati untuknya? Tidak.

“Sayangnya.. Kalau kamu ingin kembali, kamu harus menghilang dihadapannya. Karena dengan begitu, semua jiwamu akan kemballi padanya..”

**

Kris membuka matanya. Ia merasa badannya sakit luar biasa, tapi tiba-tiba saja ada suatu tenaga dalam dirinya yang memaksa untuk bangun. Sekujur tubuhnya sekarang mengigil kedinginan, walaupun sebenarnya ia sadar kalau sekarang ia sedang demam.

Jadi beginikah perasaan akan menghilang dari dunia secara perlahan? Kris tertawa dalam kepahitannya. Tapi ia sama sekali tidak menyesal asal gadis itu tetap ada bersamanya sampai akhir. Tapi dimana gadis itu? Bukannya ini sudah siang?

Tiba-tiba sebuah handuk jatuh dari keningnya, Kris memungutnya lemah dan tersenyum. Pasti gadis itu merawatnya dengan baik. Tapi dimana gadis itu sekarang?

GUBRRAKKK!!!

Pintu kamar Kris terbuka lebar dan Kris tebelalak kaget melihat keadaan gadis itu. Bukan hanya saja kaget melihat gadis itu basah kuyub disekujur badannya. Tapi juga karena gadis itu menatapnya dengan tatapan mematikan.

Dengan tidak peduli, gadis itu melangkahkan kakinya mendekat. Dan akhirnya berdiri didepan kasur Kris. Beberapa saat mereka hanya bertukar pandang. Melihat gadis itu, membuat hatinya sakit luar biasa. Pancaran benci ia rasakan dengan jelas dimata gadis itu. Persis sesaat sebelum kecelakaan itu terjadi. Jadi, apakah gadis itu sudah tau?

“Kenapa kamu menghidupkan aku kembali?” tanyannya dingin. Kris gelagapan dan hendak turun dari kasur, tapi ia sama sekali tidak memiliki tenaga untuk melakukannya.

“Aku..”

“Kenapa kamu menghidupkan aku kembali kalau seandainya kamu tidak mencintaiku? Bukankah sudah dengan jelas harusnya aku mati dan tidak pernah bertemu denganmu lagi? Bertemu denganmu lagi dikehidupan selanjutnya, membuatku jatuh cinta lalu mengetahui kenangan pahit ini.. Apakah ini maumu? SADAR! KAMU TIDAK PERNAH MENCINTAIKU! JADI JANGAN PERNAH BERPURA-PURA MENCINTAIKU!”

Teriakkan gadis itu menggema disekeliling kamar Kris, Kris menatapnya sayu dan tidak percaya. Gadis itu sudah sangat murka, sangat sangat murka. Gadis itu ingin sekali tidak mencintai pria itu, tapi walaupun ia sudah mati ia terus mencintai pria itu lagi. Dengan kenyataan seperti itu, apakah ia sanggup mengetahui kalau ternyata pria yang ia cintai selama ini hanya mempermainkannya?

“Sandra.. Mendekatlah.. Aku ingin kamu mendekat..” ujar Kris dengan nada lemah, tapi gadis itu tetap diam. Seolah mematung ditempatnya. “Aku tidak sudi berada didekatmu. Aku tidak mau berada didekatmu.. Aku lelah..”

Dunia seolah berhenti memutar ketika Sandra melihat pria itu menangis dalam ketidakberdayaannya. Ia ingin sekali berdiri dan memeluk gadis itu, tapi ia tidak punya tenaga. Mengetahui kenyataan gadis itu membencinya seolah membuatnya kehilangan arti hidup. “Kamu.. Kamu tidak pernah mengerti perasaanku ya?” kata Kris membuat Sandra tertawa sinis ditempatnya.

“Lalu apakah kamu mengerti perasaanku?” balas Sandra dengan nada semakin menaik. Ia sebenarnya merasakan sakit luar biasa ketika untuk pertama kali melihat pria itu menangis untuknya, “KAMU YANG TIDAK PERNAH MENGETAHUI PERASAANKU! AKU TERUS MENGATAKAN BAHWA AKU ADA DISISIMU APAPUN YANG TERJADI! Tapi kamu.. Kamu menganggapku pergi! Aku pergi karena aku tidak ingin menjadi penerus keluargamu, aku ingin kita seperti ini. Bahagia dengan kehidupan sederhana. Aku bahagia dengan rencana membawamu kabur dari keluarga itu. Tapi kamu menghilang, dan begitu aku tau kamu sudah meninggal tepat didepan mataku! LALU BAGAIMANA AKU BISA MENGATAKAN PERASAAN YANG TERUS KUTAHAN BERTAHUN-TAHUN? AKU MENCINTAIMU! Karena itulah aku terus berada disisimu. Tapi.. Kamu tidak pernah mengerti..” teriak Kris gusar menggantikan gema-gema kemarahan Sandra disaat yang bersamaan. Bulir-bulir air mata Sandra turun ketika ia masih tercengang, ia sama sekali tidak bisa mempercayai pendengarannya. Ia masih tidak mempercainya, tidak mempercayai pria itu mencintainya..

“Aku mencintaimu.. Sangat mencintaimu.. Cintaku sama sepertimu.. Cintaku infinity seperti cintamu padaku. Aku rela menukar apapun demimu, aku rela jika harus mati karenamu. Aku ingin kamu percaya sekali saja.. Kalau aku mengejarmu, disaat itu aku benar-benar tidak tau. Aku benar-benar mencintaimu sampai rasanya aku mau gila..”

“Untuk kali ini, percayalah padaku..” mohon Kris sambil menundukkan kepalanya dan melihat air matanya sendiri membasahi selimut yang melindunginya. Disisi lain, Air mata terjatuh bebas kelantai sementara gadis itu terus berjalan kearah kasur. Setelah sampai, ia tersenyum dan Kris mendongak melihatnya. Tanpa sadar, tangannya sudah terangkat dan menarik gadis itu cepat kedalam pelukannya.

“Aku percaya..” bisik Sandra ditelinga Kris, lalu tangan gadis itu ikut melingkar dibahu pria itu seolah memperkecil jarak diantara mereka. “Tapi.. Aku memang sudah seharusnya mati..”

DEG.. Kris membelalakkan matanya mengetahui kenyataannya. Oh jangan sampai gadis itu mengatakannya. Jangan sampai..

“Jadi, relakan aku mati ya?”

Terlambat.. Semuanya terlambat.. Sangat terlambat.. Air mata masih terus mengalir dipelupuk mata pria itu, sementara jemari gadis itu terangkat untuk membentuk senyum dibibir pria itu. “Hiduplah bahagia.. Mengertikan? Ketahuilah aku tetap akan mencintaimu selamanya..”

Kris mempererat pelukannya, sangat erat sampai-sampai ia tidak merasakan satupun bagian tubuhnya yang tidak pas ditubuh gadis itu. Ia begitu takut kehilangan. Memohon permohonan itu memang harus membuatnya menyiapkan hati. Lagi-lagi ia harus menyiapkan hati untuk melepas gadis itu untuk kedua kalinya..

Cravia .. Bawa aku pergi..” ujar gadis itu sambil tersenyum setelah ia berusaha melepas pelukan pria itu. Pendar-pendar cahaya putih mulai masuk kedalam ruangan itu, dan dilangit awan-awan gelap itu mulai terpecah. Sinar terang itu bersatu dan mengelilingi Sandra. Membuat  gadis itu bercahaya dan cantik luar biasa. Disaat merasa tubuhnya mulai menghilang, Sandra mengangkat tangannya dan menyentuh pipi Kris, menatapnya penuh kasih sayang dan tak lama mengecup bibir pria itu lama. Sampai pada akhirnya tidak ada satupun berkas dirinya yang terlihat. Seperti semuanya memang harusnya hilang tak terbekas. Seperti dari awal harusnya tidak terjadi.

**

Hey.. Aku tidak pernah menyesal..

Ketika mengetahui alasan perpisahan kita..

Setidaknya aku bahagia dan bangga.

Karena ketika dikehidupan selanjutnya pun..

Aku tetap akan mencintaimu..

Bukannya sudah kukatakan?

Cintaku padamu..

Infinity..

**

Tidak ada yang bisa memprediksi kehidupan Kris selanjutnya. Ia ingin sekali bahagia seperti yang diminta gadis itu. Tapi ketika mengetahui saat ia bangun, ia tidak akan pernah menemui gadis itu lagi. Seluruh jiwanya seperti lenyap. Seperti tidak ada tujuan hidup yang harus dicapai. Semuanya seperti rutinitas yang tidak artinya.

Dulu ia bekerja keras membeli sendiri apartement ini, mendesainnya agar gadisnya nyaman didalamnya. Tapi nyatanya tidak ada gadis itu, maka tidak ada alasan untuk tetap tinggal ditempat ini. Alasannya untuk bekerja? Bebas dan supaya bisa bersama gadis itu setiap saat, dan lagi-lagi Kris kembali mengakui semua yang dilakukannya adalah sia-sia tanpa gadis itu.

Pria itu mematut diri didepan cermin, lingkaran mata segera saja ia tutupi dengan kacamata hitam yang sudah bertengger ditelinganya sekarang. Setelan berwarna hitam yang tidak terlihat begitu rapi itu justru terlihat lebih cocok dan nyaman digunakan pria itu.

Hari ini adalah hari kematian gadis itu sesungguhnya. Ia tau gadis itu mati otak. Penyakit yang tidak akan pernah bisa disembuhkan selamanya. Tidak akan ada lagi operasi yang bisa menyelamatkannya. Gadis itu sama saja hidup tanpa jiwa. Hanya peralatan medis yang memperlihatkan bahwa dirinya masih hidup. Tapi menerima kenyataan gadis itu mati otak sama saja mendengarnya mati, ia tidak akan bisa lagi melihat gadis itu bergelayut manja dan mengekspresikan perasaannya. Itu sama saja mati. Dan hari ini keluarganya memutuskan untuk mencabut setiap alat medis pada gadis itu, seolah membiarkan gadis itu agar bebas dari dunia dan kembali ke Surga sepenuhnya.

**

Kaki Kris masih lemas, sebenarnya ia sama sekali tidak mempunyai keberanian untuk datang. Ia tidak rela kalau harus melepaskan gadis itu lagi. Sesaat ia melihat beberapa wanita dengan pakaian putih mendorong kursi wanita lain yang pucat. Wanita itu sama sekali tidak punya gairah hidup. Ia seperti mati. Lalu untuk apa Tuhan menciptakan semua ini jika pada akhirnya akan menghilang?

Hembusan nafas Kris yang panjang membuat beberapa orang heran melihatnya. Bagaimana tidak? Seorang pria yang begitu tampan sedang bersandar disalah satu dinding dengan muka yang sangat pucat, membuat orang mengira-ngira ia sakit atau baru saja ditinggalkan.

Tanpa sadar mata Kris melihat bayangan seorang wanita, wanita dengan postur tubuh dan gerak-gerik yang sama seperti Sandra. Sesaat ia terpaku dan menatap gadis itu terus menerus, gadis itu seperti Sandra. Ia tersenyum dengan riang walaupun ia menggunakan baju rumah sakit yang dengan nyata mengatakan bahwa ia tidak sehat. Mungkin saja ajal siap menjemputnya, tapi gadis itu terus tertawa dengan wajah pucatnya. Sama seperti Sandra. Gadis itu begitu tegar, begitu berani menghadapi kenyataan. Hanya saja kenapa Tuhan begitu jahat pada ciptaannya yang masih muda? Kenapa ia mengambil gadis itu dengan cepat?

Sekalipun Kris tau banyak gadis yang mungkin sama seperti Sandra, entah mengapa ia merasakan bahwa tidak akan ada yang bisa menggantikan gadis itu. Akankah ada wanita diluar sana yang begitu mencintainya sampai dikehidupan selanjutnya pun mencintai Kris? Ia ragu akan hal itu, hatnya terus berteriak bahwa hanya Sandra lah yang bisa memiliki hatinya. Tapi masalahnya, bagaimana pria itu terus bertahan hidup kalau gadis itu nyatanya tidak akan pernah sama lagi? Takkan pernah ada lagi dalam jarak pandangnya?

Hati Kris terus berteriak, saling menyalahkan satu sama lain. Ia benci akan pemikiran egoisnya yang tidak mau memikirkan gadis itu, merencanakan semuanya dengan sempurna hanya pada akhirnya justru tidak berjalan sempurna. Rencana itu semuanya kacau. Hancur tanpa gadis itu didalam kehidupannya. Gadis itu adalah pemeran utamanya! Bagaimana ia bisa menjalankan suatu rencana tanpa pemeran utama?

Perlahan Kris membuka matanya dan mulai memantapkan hati. Ia tidak boleh berhenti, ia harus berada dalam jarak pandang gadis itu walaupun ia harus terluka dan terluka lagi. Gadis itu sudah lebih banyak terluka daripadanya bukan?

Langkah itu perlahan maju, dan tanpa sadar Kris mengeratkan tas gitar yang tertempel dengan punggungnya. Membawanya dengan sangat hati-hati. Tak lama ketika ia menemukan sebuah papan penunjuk, ia berbelok kanan dan hanya ada satu pintu disana. Sesaat ia menarik napas dan dengan berani menggeser pintu itu.

“Kris.. Kamu sudah datang?”

Pria itu hanya tersenyum pada wanita baya yang didampingi suaminya disamping, Kris menghampiri mereka dan berdiri tepat didepan mereka. Entah mengapa beberapa rasa kebencian timbul didalam hatinya. Andai saja sepasang suami istri ini tidak memaksanya untuk menjadi penerus, pasti semuanya tidak akan jadi seperti ini. Kris pasti tidak perlu menahan perasaannya pada Sandra yang begitu mencintainya dengan jelas. Gadis itu terlalu sayang untuk dilewatkan dan terlalu baik untuk disakiti. Gadis itu segalanya bagi Kris semenjak gadis itu datang kedunia. Kris tau dengan jelas kalau dari gadis itu dilahirkan, takdirnya adalah menikahi gadis itu. Hanya saja ia ingin menikahi gadis itu dengan caranya sendiri. Ia tidak ingin perasaannya ini terlihat seperti perjodohan. Sama sekali tidak ingin. Mereka berdua juga begitu menelantarkan gadis itu, gadis itu jadi begitu menderita. Kenapa mereka harus hidup seperti ini?

“Maaf saya lancang. Saya tau kalau seandainya saja kematian Sandra memang kesalahan saya. Saya yang terlambat datang sehingga akhirnya ia menjadi seperti ini..” ucap Kris sambil menunduk. Wanita baya itu mengelus-ngelus pundaknya pelan sambil tersenyum pahit, “Bukan kesalahanmu..”

“Tapi ini kesalahan kalian berdua juga.. Karena kalian begitu sibuk dengan keuangan kalian sehingga anak kalian satu-satu merasa terlantar. Ia kesepian dan merasa takut. Apa lagi mengetahui kalian sering bertengkar karenanya. Jadi untuk kali ini, sadarlah.. Kalau gadis ini memerlukan kasih sayang kalian walaupun sedikit..” lanjut Kris sambil mengangkat kepalanya dan menatap tajam pasangan itu. Mereka tiba-tiba saja mulai menangis dan menyadari kesalahan mereka. Wanita baya itu memundurkan langkahnya lalu duduk diatas sofa diikuti suaminya. Ia tau dengan jelas ini juga adalah kesalahannya, perkataan Kris sama sekali tidak ada salahnya. Ia tau kalau gadis semata wayangnya itu menderita, karena itu dariawal gadis itu sudah ditakdirkan bersama Kris. Agar pria itu melindunginya, tapi justru pria itu lah juga yang menyakitinya. Tapi pria itu juga tidak salah, ia dipaksa melakukan hal tersebut. Jadi bisa dibilang ini semua adalah kesalahannya.

Kris memerhatikan wanita baya yang sudah mulai menangis histeris itu, namun tak lama kemudian Kris lebih memilih mengabaikan mereka dan membuka sarung gitar. Perlahan ia mengeluarkan gitar accoustic dari dalam tas itu. Ia mencari tempat duduk dan duduk disisi Sandra.

Kris sama seperti Sandra, ia sangat benci dengan rumah sakit. Tempat dimana jutaan nyawa dicabut. Tempat dimana jutaan orang menangis karena kehilangan. Ia benci bau rumah sakit yang begitu menyengat, dan ia juga benci suara mesin kardiograf yang berdetak. Seolah menghitung waktu kematian. Semuanya terasa mati dan begitu sunyi.

Kris meraih tangan-tangah ringkih gadis itu. Hatinya sakit sekali kita melihat banyak selang ditubuh gadis itu. Selang pernapasan, selang pencernaan, selang pemacu jantung, alat pendeteksi detak jantung, dan bahkan kepalanya harus ditutupi sebuah alat untuk melihat aktivitas otaknya. Gadis itu terlihat pucat, ah tidak lebih tepatnya sangat pucat. Ia lebih tepat disebut mayat daripada seorang manusia. Ia tidak ada lagi didunia ini, hanya raganya saja disini.

Kris tersenyum manis, merasakan tangannya masih sama pasnya dengan jemari gadis itu. Ia mencoba menguatkan tautan itu dengan hati-hati, masih tidak percaya kalau seandainya tangan gadis itu sudah tidak sehangat dulu. Dengan prihatin Kris melihat wajah gadis. Gadis itu sangat berbeda, tidak ada lagi senyum. Banyak sekali kerutan diwajahnya, dan bahkan wajahnya nyaris putih. Dan rambut yang biasa pria itu belai, sudah tidak ada satupun disana. Apakah ini yang namanya hukuman? Tapi kenapa harus gadis itu yang menerimanya? Kenapa bukan Kris?

“Hey.. Bagaimana keadaanmu? Apakah kamu tidak bosan berbaring seperti itu? Ayolah, buka matamu.. Kamu pasti ingin bermain, kan denganku? Kalau kamu bangun, aku janji tidak akan protes apapun yang kamu minta. Aku akan menggendongmu kemanapun kamu mau.. Aku akan memasakkan segalanya untukmu. Dan aku bahkan rela menjadi suami suumur hidupmu, mewarisi harta membosankan itu. Tapi kamu harus janji.. Kamu harus bangun.. Kamu harus bangun!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”

“HEY! Bagaimana aku bisa hidup tanpamu? Bukankah lebih baik kalau aku yang mati? Kenpa kamu sama sekali tidak pernah mendengarkan aku? Aku rela mati untukmu, tapi kamu harus bangun!! Kamu harus bangun! Aku tidak peduli dalam keadaan apapun kamu. Aku mencintai hatimu, aku mencintaimu. Aku tidak bisa mencintai yang lain kalau seandainya wanita itu bukan kamu..” Air mata Kris mengalir dipipi dan jatuh keatas tangan putih tak berdaya gadis itu. Sekujur tubuh Kris bergetar seolah ia sama sekali tidak bisa menerimanya.

“Kamu ingin tau kan? Kalau aku mencintaimu dengan begitu besar. Aku tumbuh menjadi pria yang dingin, tapi cintaku padamu tetap sama. Atau justru tambah membesar? Aku benci sekali mengetahui kalau kamu menjadi sangat cantik sehingga tidak ada kegiatan apapun yang bisa kulakukan selain memandangimu selama kamu ada disisiku. Aku benci dengan kenyataan kalau harus membawamu kemana-mana, karena aku benci kalau banyak orang yang menyukaimu. Aku ingin menyimpan dirimu, aku ingin menyimpan kamu untukku.. Untukku seorang. Tapi karena itu kamu jadi salah paham ya? Aku.. Aku pria egois yang tak pantas untukmu kan? Aku.. Maaf..”

“Tapi kamu tidak bisa begini.. Aku bisa mati.. Aku mohon.. Bangunlah…” isak Kris nyaris dengan keputus asaan titik maksimal. Apakah begitu sulit meminta malaikat untuk menghidupkanmu lagi? Kenapa Tuhan begitu senang memisahkan mereka? Seakan api dan air tidak akan pernah bisa bersatu. Sesaat Kris menutup matanya dan menarik napas panjang-panjang. Suara alat-alat itu masih mengganggu pendengarannya, begitu juga isakkan Mama Sandra dibelakang.

“Ia sudah tidak akan bisa hidup. Merelakannya adalah pilihan yang terbaik, kan? Kamu mau menyiksanya lagi?”

Kris membuka matanya ketika mendengar suara itu lagi. Apakah ia begitu egois meminta gadis itu kembali hidup? Ya tuhan. Cobaan ini begitu berat. Apakah gadis itu baru benar-benar bisa kembali kalau Kris merelakannya terlebih dahulu? Oh jangan minta.. Ia tidak akan sanggup..

“Kamu harus mengatakannya.. Kalau tidak ia tidak akan tenang..”

DEG! Kris sakit.. Ia mungkin tidak akan melakukan ini lagi. Ini semua terlalu pahit dan sakit. Terlalu kejam untuk sebuah permintaan. Jadi.. Apakah ia harus merelakan gadis itu pergi?

“Kamu akan pergi selamanya.. Tapi kali ini tolong ijinkan aku untuk bernyanyi sekali saja untukmu..”

Pria itu menutup matanya seperti kebiasaannya, dan tak lama jemarinya mulai bermain. Alunan lagi yang manis dan begitu menyedihkan..

As if we were in an old movie

we look so happy in there

at a place we don’t remember, are a stranger to,

looking for our memories

Mama Sandra menyadari cara tatap pria muda yang selama ini dianggapnya selalu dingin. Pria itu selama ini jarang memberikan ekspresi, tapi kenapa pria itu mengekspresikannya begitu banyak sekarang? Jadi apakah selama ini usahanya berhasil? Membuat anak sahabatnya itu mencintai anak perempuan satu-satunya?

 

Tears fell – no

tears are still falling

just when i think of you, when i look at you

Tiba-tiba saja Mama Sandra menutup mulutnya cepat ketika menyadari pria muda dingin itu.. Meneteskan matanya.. Pria itu meneteskan air matanya.. Oh, Sandra.. Tidak bisakah kamu bangun? Jangan biarkan orang yang begitu kau cintai menangis karena mencintaimu..

Even if i were to go back

looking at you again and again

i miss you more and more

i can’t forget you

 

I know i won’t love another person

cause i don’t wanna let you go

in my memory

Kris terus memainkan gitarnya dengan tenang walaupun air matanya tidak berhenti untuk menetes dan jatuh keatas jas hitamnya itu. Ia tidak ingin mengecewakan gadis itu.. Selamanya tidak ingin.. Ia ingin gadis itu tau, seberapa kehilangannya Kris. Ia ingin tau seberapa pentingnya gadis itu.

Just like if i was watching the main character of a movie,

please be the person who once loved me.. unknowingly

come back to my side

as if we were in an old movie

although we seemed so young then

the place at which time stopped for me

stopped where we were in love

Tapi rasanya tidak adil membuat Kris mencintai anak gadisnya sementara anaknya itu akan kembali ke Surga. Jujur, dalam hati terdalam Mama Sandra merasa bersalah.. Membawa pria itu dalam kesulitan terbesarnya.. Mencintai seseorang yang tidak bisa dicintainya..

 

I remember, yes

i remember when i sent you off

when i let you go

 

Dalam hatinya, Kris terus membunuh perasaan sakit yang terus mendesaknya untuk meledak. Tapi ia terus menahan dan menahan. Ia seperti menghukum dirinya sendiri.. Menghukum dirinya karena tidak lebih cepat memiliki gadis itu..

Even if i were to go back, even if i were to erase it,

i miss you more and more

i can’t forget you

 

I know i won’t love another person,

cause i don’t wanna let you go

in my memory

 

Just like if i was watching the main character of a movie,

please be the person who once loved me.. if you hear me

 

In the past, we were like two lovers like, romantic comedy

left right on the screen, just quietly

playback again, do you remember

we had countless kiss scenes

missing each other while walking like two main characters babe

walking on different roads, meeting each other coincidentally

like a drama, even more dramatic than a drama

come back to me, you know i need you back

you know i won’t love anyone else

 Mata Kris terbuka lebar, air mata masih terus mengalir dipipinya yang menjadi sangat pucat itu. Beberapa detik ia terdiam dan tanpa ekspresi menatap gadisnya itu. Namun tak lama ia berdiri dan meletakkan gitar accousticnya itu dilantai. Ia beranjak dan menyentuhkan tangannya yang dingin itu ke tangan Sandra, segera saja ia menautkan jari mereka berdua lagi. Ia tersenyum sesaat sebelum tangannya yang lain membelai lembut wajah Sandra. Dibelakangnya, Mama Sandra menangis dipelukan suaminya itu. Tidak tahan melihat ketulusan yang terpancar disana..

“Baiklah.. Kurasa ini adalah waktunya.. Kamu tau kan kalau aku tidak akan mencintai yang lain? Aku hanya mencintaimu seumur hidup..”

Selang beberapa menit, pintu terbuka dan beberapa dokter serta suster masuk dengan segera. Kris tidak bergeming karena tau dokter itu dihentikan oleh Papa Sandra ditempatnya.

“Kris.. Apa yang kamu lakukan?” tanya Mama Kris sambil menutup mulutnya tidak percaya. Anak satu-satunya itu lebih mirip orang tidak waras dibanding pria tampan yang tidak mengurus diri. Anak satu-satunya itu terlihat sangat menggenaskan. Tapi disaat yang bersamaan, Mama Kris baru menyadari bahwa anaknya itu tidak pernah lebih manusiawi daripada keadaannya ini.

Dengan lemas, Kris mengambil sesuatu dari dalam kantong celananya. Sebuah kotak kecil berwarna hitam bersih. Dan ketika ia membukanya, sebuah cincin tampak disana. Cincin dengan bentuk yang sangat indah, cincin yang melambangkan cinta mereka. Infinity.

Lagi-lagi terdengar suara takjub dibelakang Kris, mama Sandra terisak kembali sementara Mama Kris dan papanya muncul dibalik para dokter dan suster itu. “Karena itu… Didepan semua orang.. Didepan mama dan papa kita. Dan dihadapan suster dokter, serta Tuhan tentunya. Aku menjadikanmu milikku. Aku menerima Sandra. Dalam sehat dan juga sakit. Dalam kebahagian atau kesusahan selamanya..”

Dengan lembut Kris menyematkan cincin itu di jari manis kanan Sandra dan tersenyum sambil menghapus air matanya. Kris menengok kebelakang dan membuat semua orang kaget melihatnya, ia sangat terlihat berantakan namun senyum tidak sirna dari bibirnya.

“Dokter.. Bisakah anda mencabut alatnya sementara aku tetap menciumnya? Biarkan aku mengantarnya.. Aku mohon..”

Suara itu membuat para suster berkaca-kaca, dan bahkan dokter itu menganguk pasrah dan maju kearahnya. Kris menganguk terima kasih dan kembali menatap gadis itu penuh kasih sayang, “Jadinya.. Sampai ketemu dikehidupan selanjutnya, Sandra.. Aku merelakanmu..” ucapnya beberapa saat sebelum mengecup bibir gadis itu.

Semuanya terasa begitu cepat dan sunyi. Kris tidak bisa mendengar apapun selain teriakkan hatinya yang serasa ingin meledak dan tersiksa. Ia mencintai gadis itu.. Dan haruslah gadis itu yang ia cintai di kehidupan selanjutnya.. Tidak ada yang lain..

**

Melepasmu dua kali itu sangat sakit..

Lebih sakit daripada aku harus merelakan diriku untuk mati..

Lebih sakit daripada aku harus melihat tubuhku cacat seumur hidup..

Melepasmu dua kali itu sangat mengerikan..

Lebih mengerikan daripada tau diriku akan masuk neraka..

Lebih mengerikan daripada tubuhku akan hancur dan musnah..

Melepasmu sama saja membunuhku lagi..

Melepasmu sama saja meminta seluruh organ tubuhku malfunction dengan sendirinya..

Melepasmu sama saja membuat seluruh oksigen menjadi karbon dioksida..

Melepasmu sama saja menghentikan seluruh kerja dunia.

Aneh? Jelas!

Karena pusat duniaku adalah kamu..

Karena pusat duniaku adalah tempat dimana kamu berpijak..

Karena pusat duniaku adalah melihatmu tersenyum dan sedih..

Karena kamu adalah alasanku untuk hidup.

Karena kamu adalah satu-satunya alasan mengapa aku terus berada didunia ini..

Tapi aku akan tabah..

Tapi aku akan sabar.

Aku akan berusaha sekuat hati untuk menahan pedih ini..

Tidak peduli hidupku hancur..

Tidak peduli hidupku sendirian..

Asal aku tetap mencintaimu dan kamu mencintaiku

Itu lebih dari cukup..

Apakah ini adalah akhir dari kisah tragis kita berdua?

Kurasa tidak..

Karena aku yakin..

Dikehidupanku selanjutnya, aku akan tetap mencintaimu..

Tidak ada alasan bagiku untuk mencintai yang lain..

Aku mencintaimu..

Tidak bisakah Tuhan melihat seberapa besar ketulusanku?

**

“Hey.. Kemana kamu akan membawaku? Bukannya orang mati seharusnya kearah sana?” tanya Sandra dengan penuh kebingungan. Seorang malaikat mendelik kesal kearahnya tapi gadis itu hanya tersenyum penuh arti.

“Siapa bilang kamu sudah mati?” balas Malaikat itu dengan malas sambil terus melayang diikuti Sandra dibelakangnya. Tapi gadis itu berhenti sejenak seolah berpikir akan sesuatu, “Cravia yang mengatakan hal itu..” jawab Sandra pelan seolah tak yakin. Memang dia kan? Segala kenangan buruk entah langsung saja dihilangkan dari benaknya ketika ia berjalan kearah surga. Menyisahkan semua kenangan indah dalam otaknya..

Malaikat itu mendengus, “Malaikat satu itu berulah lagi? Astaga! Tau kah kamu berapa lama mencarimu agar kembali ke ragamu? Kamu itu hanya mati otak. Tapi Freeze, malaikat kematian yang menghentikan kehidupan orang secara dingin itu ternyata salah melihat tahun kematianmu.. Jadi aku dipaksa untuk mencari dirimu lagi. Tau tidak kalau seandainya kamu tidak kembali sekarang juga? Freeze pasti akan dihukum habis-habisan, begitu juga diriku..”

“Jadi.. Aku belum mati?” tanya Sandra lagi dengan hati-hati.

“Kamu itu bodoh sekali ya?” tanya malaikat itu sebagai balasan. Mendengar hal itu membuat Sandra terlalu senang ditempatnya. Bukankah itu berarti gadis itu bisa kembali melihat pria itu tanpa harus menunggu kehidupan selanjutnya lagi?

**

“Selesai.. Nona Sandra Wu meninggal pada tanggal 13 bulan 3 tahun 2013. Pukul 13,13.”

Kris masih mengecupkan bibrinya, walaupun ia bisa merasakan perubahan suhu drastis gadis itu. Walaupun ia bisa mendengar jelas bahwa tidak ada deri nafas gadis itu, walaupun ia tau dengan jelas tidak ada detakkan jantung gadis itu. Semuanya berhenti.. Begitu juga dunianya.

Hey.. Walaupun ini terlihat lebih mudah daripada melihatnya hilang seperti berkas, nyatanya ini lebih sakit. Saat Sandra hilang dalam berkas, ia masih bisa melihat senyuman terakhir gadis itu. Sekarang? Hanya pucat dan ketidakberdayaan yang ia lihat. Dan ini jauh.. Jauh dari kata baik. Ini adalah mimpi buruk.

Kris pasrah ketika merasakan tarikan seseorang agar menjauh dari gadis itu. Ia tidak kuat menahan tubuhnya sendiri sehingga terjatuh diatas lantai dengan kerasnya.. Hanya saja ia tidak merasakan sakit. Waw, suatu kemajuan. Ia jadi tidak terlihat seperti manusia. Lebih terlihat seperti mayat. Tapi bukankah itu lebih bagus? Ia berarti bisa lebih cepat melihat gadis itu.. Kris mulai tertawa frustasi ditempatnya. Wanita baya yang ia sebut mama selama 26 tahun memeluknya, namun tidak ada hangat yang ia rasakan. Ia merasa kosong dan hampa. Wanita baya itu terus menangis dan ingin menyadarkan Kris, tapi terlambat.. Kris sudah merasa seperti gila tanpa gadis itu..

“Kris sudahlah.. Sandra sudah..”

“AKU TAU DIA SUDAH MATI! AKU TAU! TAPI.. AKU MASIH BELUM RELA.. AKU MASIH BELUM RELA WALAUPUN AKU SUDAH MENGATAKAN AKU RELA.. Ma… Hatiku sakit.. Aku capek… Kenapa Tuhan tidak pernah adil padaku? Kenapa ia tidak bisa memberikanku kesempatan untuk bersama gadis yang ku cintai? Aku sakit….”

Pria itu menangis lagi, lagi.. Tidak ada yang bisa ia lakukan lagi selain menyesal..

“Kris.. Pasti Sandra tidak ingin melihatmu begini.. Pasti banyak gadis yang lebih baik…”

Kris tiba-tiba saja berhenti dari tangisnya dan menghentakkan tangan mamanya itu hingga wanita baya itu terjatuh. Semua orang membantu wanita baya itu berdiri sementara wanita baya itu takut melihat tatapan Kris yang bengis, “Mama jangan pernah mengatakan seperti itu.. Tidak akan ada yang sama seperti Sandra. Sedikit pun tidak akan ada!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”

“TITTITTITTITTITTITTIT…”

Bunyi mengerikan itu lagi pekik Kris, bunyi kardiograf yang menghantarkan gadis itu pergi. Kenapa mesin itu berdetak lagi? Semua masih hening dan kalut pada pikiran masing-masing. Kris menunduk dan masih menangis. Ia seperti tuli. Ia tidak bisa mendengar apapun..

“TITTITTITTITTITTITTITTIT.. TIT.. TIT.. TIT.. TIT…”

Dokter kembali berbalik dan melihat mesin kardiograf yang terdengar aneh itu. Tiba-tiba saja ia melihat LCD yang menampilkan keadaan otak Sandra. Dan takjub, sama sekali tidak percaya akan apa yang terjadi.

“Tuan Kris.. Bangun.. Nona Sandra..”

Kris baru saja berdiri dengan susah payah dan baru menghajar dokter menyebalkan itu. Ia memutari kasur dan menarik jas putih itu, “APA YANG INGIN KAU KATAKAN?”

“Aku masih hidup bodoh…” ucap gadis itu serak ditempat tidurnya. Matanya masih belum sepenuhnya terbuka dan semua orang tercengang melihatnya. Kris terkesiap ditempatnya. Astaga.. Apakah ia baru saja halusinasi? Apakah ia sudah begitu gilanya sampai ia mendengar suara gadis itu?

Perlahan ia mengendurkan tarikan pada jas putih itu dan beralih pada kasur, dan matanya masih tidak percaya ketika melihat gadis itu membuka matanya dan melepas infusnya. Ia dengan susah payah duduk ditempat tidurnya dan mulai menyunggingkan senyumnya..

“Aku masih hidup bodoh!!!” ulang gadis itu membuat Kris terpana ditempatnya. Dengan langkah tak sadar, Kris berjalan menuju gadis yang masih asyik melihat cincin dijari manisnya.

“Aku hidup karena memang seharusnya mencintaimu..” ucapnya sambil tersenyum. Kris meraih tangannya, menautkannya lagi. Dan kali ini sebersit rasa bahagia disana, hangat itu kembali.

Tangan Sandra yang masih lemas terangkat perlahan dan menyentuh pipi Kris, “Jadi apakah kamu tidak ingin mendengar pernyataanku?”

“Didepan semua orang.. Didepan mama dan papa kita. Dan dihadapan suster dokter, serta Tuhan tentunya. Aku menjadi milikmu. Aku menerima Kris. Dalam sehat dan juga sakit. Dalam kebahagian atau kesusahan selamanya.. Sudah kukatakan, cinta kita Infinity…”

Wo ai ni, Kris.. (Aku mencintaimu, Kris).”

Pria itu membelai pipi Sandra perlahan lalu tak lama menarik gadis itu dalam pelukannya, “Wo ye.. Ah bu.. Wo hen ai ni,.. (Aku juga.. Ah tidak.. Aku sangat mencintaimu..)”

**

The End

**

THANKS FOR READING 😀 WE OPEN BAD AND GOOD COMMENTS, BUT STILL ! KEEP RESPECT 😀

FOLLOW OUR TWITTER SPECIAL FOR UPDATE ALL ABOUT EXO: @EXO1st

FOLLOW OUR TWITTER SPECIAL FOR UPDATE FANFICTION : @EXO1st_INA

ALSO RECEIVE PRIVATE EMAIL 😀 JUST SENT TO : ask.exo1st@yahoo.com

Exofirstwonderplanet@yahoo.com

VISIT OUR WORDPRESS : exo1stwonderplanet.wordpress.com

ORIGINAL MADE BY @HJSOfficial @exo1st_INA , NO PLAGIRISM.

If you interest become official author or freelance author, please see https://exo1stwonderplanet.wordpress.com/ff-freelance/

 

     

Tagged: , ,

16 thoughts on “EXOtic’s Fiction “Infinity”

  1. Cha Miho October 15, 2012 at 12:22 PM Reply

    jesi sialan. besok aku ulangan dua biji dan sekarang malah nangis. resek.

  2. hanjesi October 15, 2012 at 1:54 PM Reply

    Who? What you call me? JESI SIALAN?

    YAKKKKKK…. BERANI KAMU MEMANGGILKU SEPERTI ITU? XD
    Oh 2 biji? Kok masih bisa baca FF 35 pages ya? hem,…

    Nangis? Tanggung sendiri :p mewek banget ya? hahah

    • Cha Miho October 16, 2012 at 1:40 PM Reply

      Thats your name sissy =w=
      berani lah, wong aku lebih tua :p

      dan hey! siapa yg tau ini 35 pages -__- aku baca karna ONESHOT, yauda kirain dikit.

      dan engga yeeee ga mewek yeee :p

      • hanjesi October 17, 2012 at 9:17 AM

        But my name is not JESI SIALAN -__-
        Although you older than me, that is not good eonni-a!!!

        Kkkkk~
        That’s why I don’t want to write length : 35 pages xD lolol

  3. Cynthia October 17, 2012 at 3:06 AM Reply

    Padahal aq udh mulai nangis ditengah2 eh ternyata sandara hidup lagi.. Seneng deh jadix..
    Kreren thor ceritanya.. Feelx dpt bgt 😀

    • hanjesi October 17, 2012 at 9:21 AM Reply

      Sempet mewek gitu ga? XD hahaha
      Masalahnya author ga bisa dapat feel-nya sama sekali -__-

  4. naritareky October 17, 2012 at 5:27 PM Reply

    Han Je Si
    Aku baca ini 2 versi
    Versi yang waktu dulu awal
    Sama yang sekarang Kris
    Tetep ajaaa nangiis x_x
    Gini nih resiko jadi orang cengeng x_x

    Aku masih jadi pembaca setia mu loh :p biar pun dulu pernah baca tapi tetep baca ulang yang ini wkkwk

    • hanjesi October 18, 2012 at 3:33 PM Reply

      Baca ulang dan nangis?
      Mau juga nangis T___T tapi aku ga bisa nangis padahal cengeng T___T ga enak jadi author :(((

  5. pebby destiayu October 19, 2012 at 6:20 AM Reply

    2 x baca tetap aja mewek T.T

    • hanjesi October 21, 2012 at 3:24 AM Reply

      Hehehe xD really? Gumowo :3333

  6. yoojin December 15, 2012 at 10:10 AM Reply

    ffnya php banget ish!!!!! awalnya manis terus pahit untung endingnya manis. awas aja kalo sad ending.
    tau nggak, susah banget lho nahan nangis pas baca ff ini? abis baca pun masih kerasa banget nyeseknya. kamu tegaaaaa.
    pokoknya daebak walaupun ada beberapa typo. hehehe~ ^^

    • exo1stwonderplanet December 19, 2012 at 1:01 PM Reply

      Thank you for reading ^^ hehe
      Memangnya tujuannya bikin senyesek-nyeseknya >< haha
      Baca karya-karya lainnya ya ^^ Kamsahamnida
      -HJS

  7. vickysyapa February 5, 2013 at 1:45 PM Reply

    fanficnya epic!!!! epic gila!!
    bahasanya enak + feel yang dapet banget + alur yang keren = EPIC FANFIC!!!
    Udah bingung mau komen apa lagi. Intinya, author sukses membuat aku nangis

    • exo1stwonderplanet February 8, 2013 at 7:30 AM Reply

      Awwww… Thank you so much for reading my awful fanfiction ^^
      Hehehe <33333
      -HJS

  8. risa marlangen May 5, 2013 at 3:39 PM Reply

    q suka bgt FF ni,,mpe nangis gegulingan.. so sweet bgt,, kris se sayang itu ma sandra… q mau dong kris di sayang sama kamu,, ada sequelnya kah? ditunggu yahhhhhhhhhh FF mu daebak!!!

    • exo1stwonderplanet May 9, 2013 at 4:28 PM Reply

      Aaaa jeongmal yo? Aku juga pengen disayang kris hahaha^^ Ga ada sequelnya 🙂 jadi baca ff aku lainnya juga ya ^^ -HJS

Leave a reply to risa marlangen Cancel reply