EXOtic’s Fiction “Sacrifice” – Part 7

EXOtic’s FICTION

Exo1stwonderplanet.wordpress.com

“Sacrifice”

 

 

Title : Sacrifice

Sub Title : 7th Story – I Only Trust You

Main Cast :

  • Kai- Kim Jong In
  • Fellia

 

Length : 10 shot

Genre : Romance

Rating : PG-13

Summary :

 

I only give my whole life to one person.

Person who especially can make my heartbeat feels so real.

When i met her, World is joking around me.

Should i release you?

Can i really feel so alive when my eyes can not see you?

Can i really feel so alive when my ears can not hear you?

I learned one thing from love.

Sacrifice.

 

**

 

I was so afraid when i found out that this heart is taken by someone

I believe that i wont fall for someone

But its false, the truth i fell for him

But when i try to trust you

To love you

To see only you

This world is joking around me.

Can i really feel so alive when my eyes can not see you?

Can i really feel so alive when my ears can not hear you?

I learned one thing from love.

Sacrifice.

Disclaim : SEMUA FANFICTION YANG DIPOST exo1stwonderplanet.wordpress.com adalah milik author yang menulis. DO NOT POST ANYWHERE WITHOUT ANY PERMISSION. And after read, please give comment^^ Every words from EXOWPers is A GOLD! *bow*

 

**

 

A simple story between Kim Jong In & Fellia.

 

Author’s POV

“Itu.. adalah kejadian yang sudah sangat lama sekali.. Itu adalah pengalaman pertama terburukku di Jepang… Semua itu bermula saat…”

Kai menarik napas pelan lagi, “Kunjungan singkatku ke Jepang.. Aku mengunjungi nenekku untuk pertama kalinya. Aku senang akhirnya bisa bertemu dengan nenek yang selalu dibanggakan kakekku itu. Kakekku pula yang mengajarkan bahwa aku harus selalu mempertahankan wanita yang mengambil debar pertamaku..”

Fellia tersenyum lalu kembali melihat mata Kai, “Jadi aku wanita itu?”

“Menurutmu siapa lagi?”

Kai mulai melanjutkan, “Dan disana aku juga mendapat teman pertamaku. Namanya Yuu.. Dia adalah teman sekaligus anak yang sudah ditakdirkan menjadi sahabat seumur hidupku juga butlerku dimasa depan. Dia adalah orang yang berharga untukku.. Sangat berharga untukku.. ARGGHHH!!!!”

Fellia semakin menguatkan pelukkannya. Didalam pelukannya, Kai bergetar hebat. Ia mungkin saja terjatuh kalau Fellia tidak memegangnya.

Kai masih tidak mengeluarkan satu katapun, ia hanya mengeluarkan erangan-erangan frustasi dari mulutnya. Tiba-tiba saja lidahnya kelu, seolah ia sudah lupa harus mulai darimana menceritakannya..

“Ia tidak mengkhianatiku.. Ia dikhianati oleh orang bodoh itu! PERSETAN DENGAN PRIA ITU! DIA TIDAK PANTAS HIDUP!!!”

 

**

-FLASHBACK-

“Untuk apa kamu membawa MAIDROBOTO kita?” tanya Kai kecil sambil melipatkan kedua tangannya didada. Ia menatap Yuu dengan tajam sementara tubuh Kai sepenuhnya bersandar pada dinding. Yuu terkejut, tentu saja. Ia kira sahabatnya itu sudah tidur karena biasanya lampu akan mati ketika Kai sudah tertidur.

Ia tersenyum kaku melihat Kai, “Aku.. Aku hanya ingin bermain dengan MAIDROBOTO sebentar. Karena aku tidak bisa tidur..”

“Aku tidak bodoh Yuu… Kamu juga tau kalau seandainya aku sudah bilang tidak boleh ada yang menyentuh benda ini tanpa izinku..” ucap Kai semakin tajam.

“Kamu mencurigaiku? Kamu benar-benar mencurigaiku, Kai?” ucapnya lirih. Yuu mengigit bibirnya itu sampai memerah dan nyaris berdarah.

Kai memajukan langkahnya lalu merebut control MAIDROBOTO itu dari tangan Yuu.. Benda itu sangat berharga bagi Kai, ini pertama kalinya ia bisa menciptakan benda. Dan benda ini sangat dijaga karena takut akan dicuri. Kakek Kai sangat mewanti-wanti Kai tentang hal ini. Dan semua itu membuat Kai buta, bahkan sampai membutakan mata hatinya sendiri. Ia tidak percaya pada sahabatnya sendiri.

“Aku harus menyelamatkan benda ini.. Percayalah padaku..” ucap Yuu lagi dengan nada yang nyaris masih sama.

“Kamu cuma anak yatim piatu yang dibiarkan cuma-cuma untuk tinggal didalam rumah Worldmine! Walaupun kamu dan aku yang menciptakan benda ini, jangan lupa kalau aku adalah pengide dan investor disini! Kamu tidak berhak apa-apa, Yuu!! Mengerti?”

Yuu mengerjap-ngerjap matanya tidak percaya, tak lama air matanya turun membasahi pipinya sendiri. Ia sesengukan beberapa saat sebelum ia berjalan menuju Kai, “Maafkan aku..”

Kai baru saja akan membuka mulutnya sampai tak lama ia merasakan sakit di beberapa tempat. Kai baru ingat kalau seandainya Yuu mempunyai ilmu bela diri yang sangat tinggi. Yuu mungkin saja hanya menusuk beberapa bagian dengan telunjuknya, tapi beberapa bagian fatal yang melumpuhkan saraf. Dan Kai melupakan hal terbesar itu.

Tubuhnya lunglai dan dengan cepat Yuu menangkapnya sebelum terjatuh, Kai masih bisa mendengar samar-samar kata-kata Yuu sebelum ia pergi..

“Maafkan aku, Kai.. Aku sama sekali tidak punya pilihan..”

END OF FLASHBACK

**

“Aku.. Aku bodoh sekali karena memilih tidak mempercayainya..” isak Kai dan air matanya kembali turun. Fellia menarik tubuh pria itu agar berdiri, lalu mendudukkannya diatas tempat tidur. Ia mengusap keringat Kai dengan tangan kanannya lembut.

“Pelan..Pelan.. Lalu apa yang terjadi padanya..” tanya Fellia masih dengan nada yang sama lembutnya.

Kai mengeratkan genggaman tangannya, menautkan jari-jari mereka erat lalu menatap Fellia hampa, “Dia.. Berakhir tragis dan itu semua karenaku..”

 

**

-FLASHBACK-

Kai mengusap leher yang tiba-tiba terasa sakit sangat luar biasa, disusul bawah ketiaknya lalu terakhir belakang telinganya. Titik saraf itu terasa sakit luar biasa untuk beberapa saat. Sampai ia akhirnya bisa bernapas dengan baik lagi. Matanya kabur awalnya, tapi tak lama ia bisa melihat apa yang terjadi disekelilingnya. Ia melihat pantulan bayangannya dikaca langit-langit. Tak lama mengalihkan pandangannya kearah jendela yang sudah sedikit terbuka. Sudah pagi rupanya.

Kai baru saja akan hendak melakukan rutinitasnya dipagi hari sampai menyadari beberapa kejanggalan. Kenapa jendela itu hanya terbuka setengah? Kenapa masih belum ada orang yang membangunkannya? Kenapa tidak ada bau sarapan yang biasanya membuatnya bangun? Kenapa juga ia tidak mendengar suara Yuu?

“ASTAGA! MAIDROBOTO!”

Kai menyadari kebodohannya, tentu saja tidak ada yang membangunkannya. Tentu saja tidak ada Yuu. Karena Yuu lah yang membuatnya pingsan seperti saat ini! Sial! Sekarang Kai harus bagaimana? Ia tidak bisa berpikir dengan baik. Satu-satunya yang bisa ada dibenaknya adalah mencari kakeknya. Ya, kakeknya!

 

**

Kai menerjang masuk kedalam ruang rapat ketika mendapati Kakeknya sedang menjabat tangan banyak orang penting. Ada beberapa orang yang ia kenal dsana, Perdana Menteri Jepang dan beberapa pemegang saham. Kakek itu segera saja menatap cucunya bingung lalu menghampirinya..

“Ada apa?”

Kai menarik napas lagi sebelum bicara, “Yuu hilang!”

Kakek itu hanya mengernyitkan dahinya, “Bagaimana bisa?”

“Dan dia membawa MAIDROBOTO.. Kakek! Kamu harus mencarinya!”

Kakek Kai hanya menganguk sebentar lalu berbalik melihat para rekannya. Tapi beberapa saat kemudian Perdana Menteri Jepang itu menghampiri kakek Kai, “Maaf.. Sepertinya saya akan membatalkan kerjasama..”

Kai ikut mengernyitkan dahi. Ia tau Bahasa Jepang-nya tidak terlalu baik, tapi setidaknya ia cukup mengerti apa yang dibicarakan pria itu.

“Ada apa?”

“Saya mendapat kabar kalau MAIDROBOTO meng-copy robot buatan Wakil Perdana Menteri. Dan robot itu bisa dikatakan sama persis, dan robot itu siap diedarkan beberapa saat lagi..”

Kai seperti mendapat tamparan yang sangat keras dipipinya. Kakek tua itu sepertinya sudah terbiasa, matanya sangat tenang menatap Kai. Ya ini adalah pelajaran untuk Kai.

Anak kecil itu menatap kakeknya tajam, tanpa mempedulikan orang-orang disekelilingnya ia melontarkan kata kasar sambil berteriak.

“BAWA SETAN ITU KEMARI! AKU TIDAK TERIMA!”

Kakek tua itu tersenyum sopan lalu menarik Kai keluar dari ruangan, “Ya aku tau. Dari sini kamu bisa belajar, bahwa tidak ada orang yang setia. Dan yang setia hanya satu orang. Kamu akan menemukannya nanti..”

 

**

Kakek Kai sendiri tidak mempercayai bahwa musuhnya berada dalam rumahnya sendiri. Kai berada dirumah itu sendirian dengan pengawalnya.

Kakek itu melajukan limosinenya sendiri dengan kecepatan tinggi, sementara beberapa mobil pengawal mengikutinya dari belakang.

“Jangan bilang kalau pria itu akan membunuh cucuku? Wakil Perdana Menteri memang akan menyesali perbuatannya.. Aku benar-benar akan melengserkan tahtanya kali ini!”

Tubuhnya panik luar biasa, apalagi ketika ia mendapati kepalanya kembali mengingat berkas-berkas report yang dilaporkan oleh mata-matanya.

Wakil Perdana Menteri menculik Yuu. Ia mencuri data dan juga robot satu-satunya yang dimiliki oleh Kai dan memprogam semua data itu kedalam robot desain miliknya.

        Pagi ini juga ditemukan seorang anak kecil tidak bernyawa disalah satu mobil Wakil Perdana Menteri yang dibuang kedalam dasar laut.

 

**

Kai menatap kejam pria itu. Pria dengan jubah hitam dan topi yang hampir menutup matanya. Kai masih dapat melihat tatapan dan senyun kejam dari pria itu. Tapi ia tidak takut sedikit pun, tidak ada satupun bulunya yang berdiri ketika melihat pria itu.

Terlatih seperti seorang pembunuh bayaran, Kai seolah tau kalau seandainya pria itu akan datang membunuhnya. Ia seolah tau cepat atau lambat musuhnya akan datang. Tentu tidak akan ada yang tau Kai dibunuh atau bunuh diri, semuanya berada dilantai atas. Hanya Kai yang berada dikamarnya, di lantai paling bawah.

“Ada apa? Mau membunuhku?”

Pria itu tertawa meremehkan, “Bagaimana kamu bisa berpikir seperti itu anak kecil?”

“Hanya ada aku dilantai ini. Dan setiap ruangan adalah kedap suara. Tidak akan ada yang kemari kecuali aku memanggil mereka.”

“Kamu terlalu pintar untuk anak seusiamu. Dan aku benci hal itu..”

Kai berdiri dan menghampiri pria itu, sehingga ia berada didepan pria itu.

“Kamu bekerjasama dengan Yuu? Siapa dia sehingga ia mau membantumu?” tanya Kai dengan suara yang masih dikendalikan. Semua ini terlalu cepat bagi Kai, ia selalu mengikuti latihan psikiater yang tidak mudah. Dunia perbisnisan dimasa depan akan sekejam ini, karena itu entah mengapa ia menjadi sangat terbiasa dengan hal ini. Menatap seseorang dengan kejam dan tak berperasaan.

“Ia hanya anak labil dan tidak sepertimu.  Ia ingin menyelamatkanmu dari rencana busuk yang ia dengar secara tidak sengaja ketika aku berkunjung kerumahmu. Ia lebih memilih harta MAIDROBOTO itu dan memberikannya padaku. Ia berkata ’lebih baik benda itu hilang atau aku yang mati daripada Kai yang harus mati’. Kalian tau? Persahabatan kalian sangat indah, bukan?”

Tiba-tiba saja Kai kecil merasakan hantaman yang kuat didalam hatinya. Ia meragukan Yuu, padahal Yuu begitu mengkhawatirkan. Tiba-tiba saja semua kata-kata Yuu, tangisnya terputar ulang dalam otaknya.

Bibir Kai mulai bergetar dan matanya memanas ketika menyadari kesalahan terbesarnya, “Lalu.. Dimana dia?”

“Harusnya kamu tau, bukan? Ia berkata kalau ‘lebih baik benda itu hilang atau aku yang mati’. Bukankah itu sudah memberimu sebuah clue? Ia tentu saja sudah tidak ada disini!”

Air mata Kai terjatuh.

Yuu.. Maafkan aku mengkhianatimu..

        “Sudah siap mati Tuan Muda?” tanya pria itu bengis sambil mengeluarkan pistol dari kantong mantelnya. Kai menarik napas, “Aku selalu siap.. Dan aku tidak pernah takut!”

Kai memutup matanya ketika ia merasakan pria itu sudah menodongkan pistol kearahnya, beberapa saat kemudian ketika ia merasakan pelatuk itu mulai ditarik terdengar sebuah gebrakan pintu dan bunyi pistol menyusul setelahnya.

Tapi Kai yakin itu bukan pistol pria itu, tidak sedikitpun sakit yang ia rasakan. Ia membuka matanya dan merasakan cipratan darah menghujam kearahnya, ia melihat pria itu terhuyung dan membalikkan pistolnya kearah lain. Dan Kai melihat pahlawannya datang, yang tidak lain adalah Kakeknya sendiri.

Ia masih terdiam ketika kakeknya bertubi-tubi menghujani pria itu dengan peluru sampai ia bisa bernapas lega ketika pria itu terjatuh diatas lantai dengan darah mengalir dimana-mana.

“Kamu tidak apa-apa, Kai?” ucapnya lembut. Kai tidak pernah mendengar suara yang sangat lembut seperti itu dari bibir kakeknya. Air matanya yang daritadi kering kembali membasahi pipinya, ia berlari kearah kakeknya dan membiarkan matanya mengeluarkan air mata disana.

“Aku salah.. Aku membiarkan Yuu mati..” ucap Kai parau. Kakek itu masih mengelus-elus punggung Kai agar anak kecil itu berhenti menangis.

“Ini bukan salahmu.. Lupakanlah Kai..” kata Kakek Kai masih dengan suara yang sama.

Kai baru saja hendak menganguk, tapi tiba-tiba saja ia mendengar suatu bunyi menyengat lagi, lalu tak lama merasakan sentakan tubuh Kakeknya. Akhir yang Kai tau adalah, darah yang mengalir dari mulut kakek Kai sesaat sebelum ia tidak sadarkan diri…

END OF FLASHBACK

**

Fellia tidak mampu menahan tangannya yang terangkat untuk menutup mulutnya. Sekujur tubuh Fellia membeku ketika mendengar kata-kata Kai. Hatinya tiba-tiba merasa iba, bagaimana seorang Kai bisa memiliki masa lalu yang begitu mengerikan dan menyedihkan?

Tiba-tiba saja Fellia bisa merasakan titik air mata itu turun ke pipinya, hatinya seolah bisa merasakan apa yang dirasakan Kai. Rasa bersalah, kecewa, sedih, takut. Semuanya bercampur jadi satu dan menguras hati dengan begitu kuat. Fellia juga bisa merasakan dirinya bergetar hebat, apalagi ketika ia mendapati dirinya sendiri bisa berimajinasi dengan begitu kuat. Fellia seolah merasakan dirinya adalah Kai dalam imajinasinya, dan itu sangat menyiksa.

“Saat itu.. Aku benar-benar berharap bahwa aku bermimpi.. Aku sangat takut..” ucap Kai dengan nada yang semakin gemetar, ia nyaris berdiri dan ingin melemparkan sesuatu sampai Fellia menahan tangannya. Menarik pria itu kembali kedalam pelukannya. Memang sangat memalukan bagi seorang pria untuk menangis didepan wanita yang ia cintai, tapi Fellia ia sama sekali tidak keberatan. Justru ia merasa bahagia ketika mendapati dirinya sebagai satu-satunya yang ada disisi pria itu. Satu-satunya yang bisa melihat Kai menangis dan menumpahkan semua perasaannya. Bahwa hanyalah dia yang pria itu percayai..

“Dia mati.. Kakek tertembak.. Wakil perdana menteri itu mati.. Semua darah.. Aku takut, untuk pertama kali. Waktu itu sangat dingin dan juga menakutkan. Karena itu aku jadi benci darah, aku benci dingin, aku benci kekejaman, aku benci ketamakan. Itu semua tertanam dalam hatiku. Karena itu tanpa sadar diriku membuat pertahannya sendiri..”

Fellia mengerutkan kening bingung tapi ia tetap diam, “Aku mempertahankan diri. Otakku memberi respon yang sangat baik dalam setiap keinginanku. Aku ingin melupakannya. Karena itu aku melupakan kejadian itu..”

Mata Fellia terbelalak mendengar itu semua.

“Aku melupakannya. Aku juga bermuka dua. Tapi disaat yang bersamaan aku berusaha menjadi kuat dan kuat, aku berusaha menjadi yang terbaik. Sampai aku dihadapkan hal yang sama. Disaat salah satu teman terbaikku menjauhiku, aku mulai membencinya. Tapi ketika aku mengetahui kebenaran kenapa ia menjauhiku, aku seolah kembali diingatkan oleh kenyataan yang seperti mimpi itu..”

Kai tertawa sinis, membuat Fellia sedikit ngeri melihatnya.

“Tentu saja kakek itu menyembunyikan semua masa lalu itu. Ia bersikeras menyembunyikannya seperti itu semua hanyalah mimpi. Itulah alasan kenapa MAIDROBOTO bebas diremake oleh siapapun. Ia tidak ingin aku mengingat apapun, ia seolah menyalahkan dirnya sendiri. Ia merasakan bahwa suatu keputusan yang buruk membiarkan aku pergi ke Jepang. Ia merasa bersalah kenapa ia tidak terlalu peka saat itu. Tapi ini semua kesalahanku. Kenapa harus kakek yang berkorban? Kenapa harus Yuu?”

Kai menepis tangan Fellia lalu kemudian berdiri dan berjalan menuju balkon dengan langkah berat, Fellia dibelakangnya terus mengikuti tidak peduli seberapa angin jepang yang berhembus diantara mereka seberapa dingin, “Aku… Aku pantas mati..”

End of Author’s POV

**

Fellia’s POV

 

“Aku.. Aku pantas mati..”

Aku merasakan detak jantungku berhenti mendadak, aku bisa merasakan perasaan yang sesak luar biasa. Bagaimana Kai bisa berkata seperti itu? Apakah ia tidak mengerti seberapa berharganya dia? Bukan hanya bagiku, bagi semua orang.

Aku menarik jasnya, seolah memaksanya untuk melihatku. Matanya yang sayu menatapku kosong, dan untuk pertama kali aku benci menatap matanya. Untuk beberapa saat, kami hanya saling betatapan. Kami seolah berbicara melalui tatapan dan memilih diam seribu bahasa.

Tapi entah mengapa, air mataku kembali turun dan aku tak kuasa untuk menahan tanganku sendiri untuk tetap diam berapa ditempatnya.

“PLAKKKK”

Aku bisa melihat seberapa terpukulnya Kai ketika mendapati pipinya memerah, ia hanya dengan bingung memegang pipinya dan tak lama kembali melihatku.

“Kenapa? Ada yang salah?”

Aku tak habis pikir! Bagaimana ia bisa berpikir bahwa segala yang ia pikirkan itu benar? Dia bodoh atau bagaimana sih?

“Kamu salah… Kalau kamu mati.. Apakah kamu mau menyia-nyiakan semua pengorbanan yang telah diberikan oleh Yuu, oleh kakekmu? Mereka rela terluka demi kamu! Mereka terluka karena mereka rela, mereka terluka karena mereka menyayangimu. Aku tidak habis pikir bagaimana kamu bisa sebodoh ini?”

Aku menarik napas pelan, “Lalu bagaimana dengan orangtuamu? Semua temanmu dan juga saudara-saudaramu? Apakah kamu mengira bahwa mereka akan senang ketika kamu mati? Ketika mereka tidak mendapati saudara yang mereka cintai didunia ini?”

Ia masih menatapku kosong seolah semua perkataanku ini tidak berarti. Lalu aku harus berkata apalagi untuk menyadarkannya? Aku capek, aku lelah. Aku ingin ini semua berakhir. Jika tau akan begini, aku tidak akan pernah memaksanya untuk memberitahuku. Aku ingin Kai kembali..

Masih dengan air mata, aku meihatnya tajam. Aku ingin Kai kembali, “Dan bagaimana denganku? Kamu ingin mati dan meninggalkanku? Kamu ingin membuatku hancur? Lalu kenapa kamu datang kedalam duniaku? Menyeretku kedalam duniamu? Jika aku tau kamu orang seperti ini, lebih baik aku tidak mengenalmu seumur hidup! Jelas-jelas kamu tau kalau aku tidak ingin ditinggalkan lagi, aku tidak mau sendirian. Lalu kenapa kamu menjadi begini kejam? Aku.. Aku membencimu..”

Tungkaiku tiba-tiba saja begitu lemas dan tak lama kemudian aku terjatuh dilantai. Rambutku semakin berantakan dibuat oleh angin, dan aku menutup wajahku dengan kedua tangan karena aku sama sekali tidak bisa menahan perasaan ini. Aku mungkin akan lebih memilih untuk mati bersamamu daripada aku harus ditinggalkanmu. Bukankah kamu sendiri yang bilang bahwaaku hidup untukmu, Kai?

Tak lama aku mulai merasakan tangan seseorang mendekap kedua lenganku dan memaksaku untuk berdiri. Ketika aku sadar, aku sudah kembali melihat mata Kai. Aku bahagia sedikit ketika melihat pancaran kehidupan disana, ia menarikku kedalam pelukannya. Pelukan hangat dan sangat menghanyutkan. Ini adalah pelukan Kai yang aku kenal.

“Jangan membenciku.. Maaf.. Aku juga tidak bisa hidup tanpamu.. Aku juga takut..”

 

**

 

Aku bangun dan mengerjapkan mataku perlahan. Aku menguap sebentar lalu kemudian membiasakan mataku akan cahaya yang dari jendela. Aku memalingkan wajah dan mendapati pangeranku tidur disampingku. Kami tidak melakukan apapun, tentu saja. Aku hanya merasa perlu ada disisinya sampai ia tenang. Karena itu kami berdua tertidur. Kai memeluk pinggangku, membuat tubuhku membelakanginya. Matanya masih tertutup dan nafasnya sangat teratur. Detak jantungnya juga berdetak dengan baik, ntah mengapa aku merasa itu adalah anugrah paling indah yang aku dapatkan hari ini.

Aku tersenyum dan berusaha sepelan mungkin untuk berbalik. Aku berharap untuk lebih leluasa melihat wajahnya. Kuangkat perlahan jemariku dan menyentuhkannya pertama kali dimata Kai. Aku bersyukur karena mata ini cuma melihatku. Tak lama jemariku naik menyentuhkannya pada rambut Kai, mengelusnya perlahan. Tapi justru itu adalah pilihan yang salah karena bau shampoo Kai akan semerbak dan juga terasa sangat memabukkan. Tanganku lalu turun ke tempat jantungnya berdetak, lagi-lagi aku tersenyum.

“Apakah kamu begitu bahagianya ketika mendapati jantung ini tetap berdetak?” ucap Kai dengan mata yang masih tertutup, tangannya sudah terangkat dan menumpuknya diatas tanganku. Tentu saja aku terkesiap, bagaimana ia bisa berakting tidur dengan begitu baik?

Aku baru saja akan mulai memarahinya ketika aku merasakan tangan Kai kembali bergerak dan menautkan jari-jarinya disela-sela jemariku. Ia membuka matanya, seolah menatapku sangat tajam. Kami saling berpandangan dalam diam sampai ia tersenyum, “Bersyukurlah.. Karena jantung ini cuma berdetak hanya untukmu..”

 

End of Fellia’s POV

 

**

 

Author’s POV

 

Kai berjalan turun dari mobilnya diikuti Fellia dibelakangnya. Hari ini mereka berdua sama-sama menggunakan mantel hitam dilengkapi dengan syal putih. Fellia dan Kai masing-masing menggunakan topi rajut untuk menutupi kuping mereka dari dingin.

Kai menunggu Fellia yang sedang memutari mobil. Gadis itu tersenyum dan segera saja menautkan jemari mereka berdua dan Kai dengan sigap memasukkan tangan mereka berdua kedalam kantong mantel mereka.

Fellia sebenarnya agak penasaran dengan tas laptop yang dipegang oleh Kai, tapi ia lagi-lagi memilih untuk bungkam. Salju masih bertaburan dimana-mana, Fellia hanya bisa merinding hebat ketika lagi-lagi angin Jepang bertiup disekitar lehernya. Tapi ia merasakan sesuatu yang aneh, perasaan nyaman dan bebas?

Bagi orang Jepang, pemakaman tidak terlalu diperlukan. Biasanya mereka akan lebih memilih kremasi atau pembakaran jadi abu dibanding harus memakamkan seseorang. Karena alasan itulah pemakaman biasanya sangat penting dan mahal. Dan hanya itulah satu-satunya cara bagi keluarga Worldmine untuk membalas kebaikan Yuu..

Rest in Peace

Yuu Worldmine

 

Pandangan Fellia tertuju pada batu besar yang tertata sangat cantik, banyak bunga tumbuh disana lalu makam ini sangat dirawat. Fellia bahkan sempat berpikir bahwa tanah seluas ini hanya dibeli untuk pemakaman Yuu. Dan Fellia sadar, betapa pentingnya kehadiran Yuu. Seberapa berharganya Yuu untuk Kai.

Suara kaki Kai terasa semakin pelan dan tak lama mereka berdua sudah berdiri didepan sana. Untuk beberapa saat Fellia kembali terpana ketika melihat sesuatu yang indah. Senyum Kai begitu tulus walaupun seluruh tubuhnya mengisyratkan bahwa ia sedang sangat terluka.

Yak.. Moshi-moshi..Genki?  Gomen.. (Yak, Halo.. Sehat? Maaf..) Aku baru berani sekarang menemuimu.. Apakah kamu bahagia disana? Aku ingin minta maaf, dan terima kasih.. Terima kasih untuk semuanya. Terima kasih karena kamu mau menjadi teman pertamaku, orang pertama yang mengertiku, orang pertama yang memberikan nyawanya untukku. Kamu terlalu berlebihan. Bukankah sudah kukatakan untuk tetap berada disisiku? Sudahlah.. Lagipula aku sudah berhasil menemukan detak jantungku..”

Kai menatap Fellia dengan pandangan yang sangat dalam, seolah itu mengajak Fellia masuk kedalam pembicaraannya.

Moshi-moshi.. Fellia-desu. Yoroshiku onegaishimasu.. Watashi wa.. Kai no Assistant.. Watashi.. (Halo, saya Fellia.. Senang bertemu denganmu.. Aku adalah Assistant Kai.. Aku..)” ucap Fellia perlahan, tapi tiba-tiba ia tersentak ketika merasakan tangannya digenggam lebih kuat sehingga ia menatap Kai bingung, “Kochira kanojo wa watashi no hearto.. (Wanita ini adalah hatiku)  I really want you to meet her.. And..”

Kai mengeluarkan laptop dan membukanya dengan cepat, ia menghadapkan laptop itu pada makam itu dan tersenyum sangat cerah.

“I already make MAIDROBOTO become more perfect.. I promise this project will success.. I wont forget when you say that you’ll stay by my side, you say that you want to be my friend.. Thanks and sorry for being my friend..”

Ketika merasa ada sesuatu akan terjadi, Fellia dengan sigap mengambil laptop yang dipegang oleh Kai dan kembali memasukkannya kedalam tas laptop. Kai masih diam ditempatnya, ia memalingkan wajah untuk menahan perasaannya sendiri.

 

Aku baik-baik saja.. Sangat baik.. Dan aku tidak pernah menyesal menjadi bagian dari kehidupanmu..

 

Keduanya, Kai dan Fellia sama-sama tercengang ketika telinga mereka menangkap suara yang seharusnya tidak ada. Mereka sama-sama terdiam dan bulu kuduk mereka berdiri. Kekagetan menguasai mereka dengan baik.

 

Dan syukurlah kamu sudah menemukannya. Jadi aku tidak perlu khawatir lagi.. Ngomong-ngomong Kai, kamu tidak perlu menahan perasaanmu sendiri.. Menangislah..

 

Fellia tersenyum ketika melihat air mata mulai turun dari pipi Kai, pria itu menangis tapi senyum terukir jelas dibibirnya yang nyaris pucat itu.

 

Wasurenaide, eien ni.. Boku wa, anata no tomodachi..(Jangan lupa.. Selamanya.. Aku adalah temanmu) And im happy.. So you must too..

 

Angin berembus kencang seolah menyadarkan mereka berdua, tanpa sadar angin yang keras itu mengeringkan air mata di pipi Kai. Kai hanya tersenyum lalu tak lama kemudian mengadah dan melihat langit, “Mite(lihat) .. I’ll be so happy.. Shinpaishinaide kudasai (jangan khawatir).. And.. I’ll remember..”

 

Fellia dengan cepat menarik Kai ke dalam pelukannya, dan mereka berdua sama-sama menangis dalam senyuman. Mereka merasa Tuhan begitu hebat, setidaknya Tuhan mengizinkan Kai untuk berbicara pada Yuu untuk terakhir kalinya.. Ya, Tuhan itu baik dan sangat adil. Ia akan memberikan cobaan yang sangat berarti untuk membentuk setiap kita. Suatu keramik jika tidak dibentuk dan dibakar maka tidak akan kuat, karena itulah mereka berdua kembali belajar ada baiknya membiarkan diri mereka mengikuti rencana Tuhan. Karena rencana Tuhan selalu baik, benar dan sempurna adanya..

 

**

2 Weeks Later~

Worldmine Coorporation, New York.

 

Denys menatap laptopnya sambil tersenyum, ia menyesap jasmine tea-nya dengan pelan dan seketika juga tubuhnya hangat seketika itu juga. Tak lama ia melemparkan pandangannya ke arah kaca-kaca bening yang mengelilingi ruangannya. Seolah menjadi tembok diruangan itu. Ia baru saja diperbolehkan untuk bekerja lagi oleh dokter. Bukan maunya untuk tidur bersantai di Rumah Sakit termewah New York. Ia bahkan tidak diperbolehkan meninggalkan Rumah Sakit itu sedikitpun.

Bukan maunya juga untuk menyusahkan anak satu-satunya itu dan juga sanak saudaranya. Ketika tubuhnya semakin lemah, ia merasa seolah tidak bisa apa-apa. Tapi ia sadar perusahaan akan semakin hancur jika ia berputus asa seperti ini.

“Tok..tok…”

Denys memalingkan wajahnya, dan mendapati assistant setianya masuk. Daniel, anak dari Thomas adalah tangan kanan kepercayaannya. Daniel sudah ditentukan menjadi butler Denys saat mereka masih kecil. Sudah kubilang, kalau butler turun temurun sudah berlaku dikeluarga Worldmine sudah sejak lama sekali.

“Ada apa?” tanya Denys lembut sambil tersenyum. Daniel hanya bungkuk untuk memberikan hormat sebentar lalu kembali menatap Denys, “Apakah anda baikkan? Yakin tidak ingin beristirahat?”

“Tidak usah seformal itu, Dan.. Aku baik-baik saja. Apakah kamu kira istirahat selama berminggu-minggu itu akan membuatku sehat? Tidak sama sekali, justru aku akan semakin sakit.. Apakah sudah ada kabar terbaru?” tanya Denys sambil berdiri dan berjalan kedepan kaca bening itu, mengamati salju yang terus turun.

“Kami sudah menemukan nona muda. Dan ternyata tuan muda Kai sudah membawanya..”

Denys berputar dan melihat Daniel dengan penuh kebingungan, “Maksudmu Kai sudah membawanya? Nona muda yang kamu maksud adalah Fellia, anak perempuanku kan?”

“Iya tuan.. Nona Fellia sudah dibawa oleh Tuan Muda Kai. Tuan Muda Kai membawanya keluar negeri dalam acara bisnis. Yang saya tau dari ayah atau Thomas bahwa Kai mengangkat gadis itu sebagai assiatantnya..”

“Benarkah?”

Daniel tersenyum, “Mereka terlihat akrab walaupun suka bertengkar. Nona Muda putus sekolah dan memilih bekerja, karena itu Tuan Muda Kai mengangkatnya menjadi assistantnya. Dan nona Fellia sangat pandai, ia memiliki kemampuan yang sangat hebat. Dan ia tumbuh menjadi gadis yang cantik luar biasa..”

Denys kembali melihat keluar, senyumnya terukir sangat cerah. Akhirnya ia menemukan gadis itu, ia sangat tidak sabar untuk bertemu dengan anak perempuannya itu.

 

**

 

Sepasang tangan menarik dua koper disisi yang berlawanan. Kai dan Fellia dengan cepat menaiki tangga pesawat. Suara mesin pesawat terdengar dimana-mana. Hanya saja pesawat Kai berlandas ditengah landasan pribadinya, dan pesawat itu bisa disebut mini jet karena kecil dan cocok untuk perjalanan Bisnis.

Fellia tersenyum ketika mendapati dua orang wanita meminta koper mereka berdua dan menyuruh mereka untuk cepat masuk kedalam pesawat. Tak lama mereka sudah duduk bersampingan di kursi pesawat yang sangat besar. Bahkan kursi ini bisa dikatakan sofa yang berkemungkinan untuk dijadikan tempat tidur. Mengingat ukurannya yang cukup besar.

Fellia baru saja melepaskan kacamata hitamnya ketika ia merasakan Kai bergerak dan hendak mengambil handphone dari balik saku mantelnya, “Halo Papa.. Ada apa? Papa uda baikan?”

Kai tersenyum dan tak lama ia kembali membuka mulutnya,”Baiklah.. Jangan bekerja terlalu keras. Aku akan segera flight ke China. Aku akan segera mengunjungimu disana..”

Tak lama Kai memencet tombol loudspeaker, “Dan ohya nak.. Robotmu begitu hebat. Papa kagum sekali ketika medapati kabar bahwa robot itu menjadi robot nomor satu yang diminati oleh dunia. Dan is it true if that robot out of stock? You did it and i proud…”

Fellia terkejut mendengar sura itu, ia seperti pernah mendengar suara itu dari suatu tempat. Tapi ia benar-benar tidak mengingat dimana ia pernah mendengar suara itu..

“Ya thats true.. And i should turn off the phones, see you soon papa.. Salam buat  mama..” ucap Kai pada akhirnya dan menutup telepon itu.

“Are you ready?” lanjut Kai sambil melihat Fellia.

Fellia memberikan kacamata air dan bantal leher pada Kai, dan langsung diterima oleh pria itu dengan senang hati. Kai maupun Fellia dengan cepat menggunakan benda itu. Walaupun tidak bisa melihat Fellia, Kai tau dimana letak bagian tubuh gadis itu. Ia menyisipkan tangannya diantara pinggang Fellia dan menariknya mendekat, seolah masuk kedalam pelukan Kai. Tak lama tangannya mencari tangan Fellia dan menautkan jemari mereka satu sama lain.

“Ya im ready for Seoul…”

 

**

 

TBC

**

THANKS FOR READING 😀 WE OPEN BAD AND GOOD COMMENTS, BUT STILL ! KEEP RESPECT 😀

 

FOLLOW OUR TWITTER SPECIAL FOR UPDATE ALL ABOUT EXO: @EXO1st

FOLLOW OUR TWITTER SPECIAL FOR UPDATE FANFICTION : @EXO1st_INA

ALSO RECEIVE PRIVATE EMAIL 😀 JUST SENT TO : ask.exo1st@yahoo.com

Exofirstwonderplanet@yahoo.com

VISIT OUR WORDPRESS : exo1stwonderplanet.wordpress.com

ORIGINAL MADE BY @HJSOfficial @exo1st_INA , NO PLAGIRISM.

If you interest become official author or freelance author, please see https://exo1stwonderplanet.wordpress.com/ff-freelance/

 

Tagged: , ,

7 thoughts on “EXOtic’s Fiction “Sacrifice” – Part 7

  1. Cynthia October 1, 2012 at 5:34 AM Reply

    ooooo gitu ceritanya.. baik sekali Yuu..
    wah bentar lagi ketahuan mereka kakak adik x_x
    dtgu part selanjutnya ya.. semakin penasaran nihh.. 😀

    • exo1stwonderplanet October 4, 2012 at 9:59 AM Reply

      iya nih ketahuan.. tapi gimana ya ntar? xD kkk~
      Thank you for reading btw ^^

  2. mialuo October 26, 2012 at 11:54 AM Reply

    Part selanjutnya kapan min? Penasaran berat nih 😀

    • hanjesi October 28, 2012 at 2:27 AM Reply

      As soon as possible 🙂 uda ada kok ff-nya, cuman lupa terus upload-nya xD hahaha.. Please waiting this patiently ^^

  3. leechaeri April 20, 2013 at 3:43 PM Reply

    Wahhhh mengharukan banget ceritanya authorrrrr huhuhuhuhu.. Kenapa kok nggak filanjutinnn?? Bener2 penasaran ini hehehehheheehehehehehee aku tunggu ya authorrrrr

    • exo1stwonderplanet May 9, 2013 at 4:29 PM Reply

      Wah ternyata ada yang nunggu ;; haha 🙂 iya pasti dilanjutin kok ^^ sabar ya 🙂 -HJS

  4. Cynthia June 21, 2014 at 4:39 AM Reply

    Thor g dilanjutkah?
    Ffx bgus semua lo..
    Please dilanjutin 😀

Leave a reply to Cynthia Cancel reply